Berita Tegal
Cerita Srikandi Asal Kota Tegal, Sempat Dianggap Gila Karena Mainan Sampah
Bank Sampah Mawar Biru percaya, keberhasilan bank sampah tidak diukur dari meningkatnya volume sampah yang disetorkan masyarakat.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Srikandi tidak melulu digambarkan sebagai seorang perempuan yang pandai bertarung, atau pemenang olimpiade.
Di Tegal, Jawa Tengah, dia hadir dalam wujud ibu rumah tangga yang peduli dengan lingkungan.
Suasana Sabtu (31/10/2020) pagi di Balai Warga RW 07 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, selalu dipenuhi suara canda tawa ibu-ibu.
Baca juga: Giliran Pasar Kupu Kabupaten Tegal Ditutup Sementara setelah Temuan 17 Pedagang Positif Covid-19
Baca juga: Setahun Diberikan Empat Kali, Pemkot Tegal Bantu Sembako Anak Penyandang Disabilitas Ganda
Baca juga: Ancang-ancang Naikkan UMK 2021 3 Persen, Pemkot Tegal Masih Tunggu Hasil Rapat Dewan Pengupahan
Mereka asyik mengobrol sembari kedua tanggannya memilah sampah hasil limbah rumah tangga yang didapatkan dari warga.
Mereka nampak menikmati rutinitas yang dilakukan mingguan tersebut.
Ada yang bertugas memilih sampah plastik kemasan dan kresek, sampah botol air mineral, hingga kardus.
Mereka adalah Nurlailatul Aqifah (46), Diah Ayu Ning Tias (49), Herni Puspita Wati (53), dan Rahadi (65).
Mereka menjadi pejuang lingkungan dalam mengampanyekan peduli lingkungan atau go green.
Setelah pekerjaan rumah selesai, mereka berkumpul untuk mengurusi Bank Sampah Mawar Biru.
Mereka percaya, keberhasilan bank sampah tidak diukur dari meningkatnya volume sampah yang disetorkan masyarakat.
Namun dari perubahan perilaku masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sehingga volume sampah menurun.
Pencetus Bank Sampah Mawar Biru, Nurlailatul Aqifah mengatakan, Bank Sampah Mawar Biru diperjuangkan sejak empat tahun lalu, tepatnya sejak 2016.
Saat ini bank sampah melingkupi tiga rukun warga di Kelurahan Kraton, yaitu RW 07, RW 08, dan RW 09.
Ia mengatakan, untuk pengurus dari Bank Sampah Mawar Biru berjumlah tujuh orang.
Sementara masyarakat yang aktif menyetorkan sampah hasil limbah rumah tangga ada sekira 80 orang.