Berita Tegal

Cerita Srikandi Asal Kota Tegal, Sempat Dianggap Gila Karena Mainan Sampah

Bank Sampah Mawar Biru percaya, keberhasilan bank sampah tidak diukur dari meningkatnya volume sampah yang disetorkan masyarakat.

TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Ibu-ibu sedang memilah sampah di Balai Warga RW 07 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, pada Sabtu (31/10/2020) pagi. Mereka adalah pegiat lingkungan dari Bank Sampah Mawar Biru. 

Ia dan ibu-ibu yang lain sempat dianggap gila di awal merintis.

Tidak sedikit juga yang mencemooh dan menghina.

Mereka bilang dianggap gila karena bersentuhan dengan sampah.

Tapi ia bersyukur, masyarakat mulai sadar pentingnya peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.

“Awalnya beberapa orang mencomooh saya, ‘Gila mainan sampah’."

"Tapi saya tidak peduli, terserah orang mau bilang apa,” ingat Nur.

Selain kerajinan tangan dari sampah, Nur pencetus Bank Sampah Mawar Biru, juga mengajak masyarakat melakukan penghijauan tenaman dengan menggunakan pupuk eco enzyme, Kamis (5/11/2020).
Selain kerajinan tangan dari sampah, Nur pencetus Bank Sampah Mawar Biru, juga mengajak masyarakat melakukan penghijauan tenaman dengan menggunakan pupuk eco enzyme, Kamis (5/11/2020). (TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Baca juga: Pemkab Banyumas Pertimbangkan Tambah 10 Sekolah Pelaksana Uji Coba PTM, Ini Alasannya

Baca juga: Setujui Penggalangan Dana Lewat Bulan Dana PMI, Bupati Banyumas Minta Fokus Kegiatan untuk Komorbid

Ajak Warga Olah Sampah

Nur mengatakan, hasil sampah yang disetorkan oleh warga kemudian dipisahkan kembali berdasarkan kategorinya.

Ada plastik tipis, plastik fleksibel, hard plastik, kertas, beling, hingga kardus.

Setelah itu sebagian plastik diolah untuk kerajinan tangan, seperti tas plastik, sepatu, hingga aksesoris lainnya.

Sampah plastik yang digunakan untuk kerajinan tangan, Nur beli secara pribadi dari Bank Sampah Mawar Biru.

“Saya juga mengajak masyarakat yang punya waktu luang untuk membuat kerajinan tangan dari sampah plastik."

"Banyak ragamnya, seperti aksesoris yang sering digunakan sehari-hari,” katanya.

Selain mengolah sampah plastik, menurut Nur, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah organik menjadi eco enzyme.

Eco enzyme adalah larutan zat organik komplek yang diproduksi dari fermentasi sisa sampah organik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved