Penanganan Corona

10 Guru di Kota Semarang Positif Covid-19, Disdik: Bukan Klaster Sekolah

Gunawan menyebutkan, ada 10 guru dari lima sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kasus tenaga pendidik atau guru terpapar Covid-19 mulai merambah di Kota Semarang. Hal tersebut diakui Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri.

Gunawan menyebutkan, ada 10 guru dari lima sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka merupakan tenaga pendidik dari sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Namun, saat ini, beberapa dari mereka dinyatakan sembuh setelah melakukan isolasi selama 14 hari.

"Kami, namanya aparat, melayani masyarakat di manapun. Kalau ada guru kami positif, tidak usah dikhawatirkan. Banyak teman-teman kami yang kemarin positif, setelah dua pekan, sudah sehat lagi. Alhamdulillah, kondisi teman-teman bisa prima," jelasnya, Senin (5/10/2020).

10 Warga Temanggung Positif Covid-19 Sepulang Piknik dari Banjarnegara, 1 Meninggal Dunia

Bantu Biayai Keluarga, Gadis Cantik di Kudus Ini Jualan di Rumah Makan di Sela Kuliah Daring

Kemenlu Pastikan 141 WNI di Azerbaijan Selamat di Tengah Perang dengan Armenia

Mulai Hari Ini, Tak Pakai Masker saat Terjaring Razia di Karanganyar Didenda Rp 20 Ribu

Gunawan tidak dapat menjelaskan secara pasti terkait sumber penularan virus kepada para guru ini. Namun, dia memastikan, penularan tidak terjadi di sekolah.

Dia menduga, penularan terjadi di lingkungan masyarakat atau keluarga. Menurutnya, Dinas Kesehatan yang mengetahui lebih dalam tentang hal tersebut.

"Misal, suaminya tidak bekerja di sini (Kota Semarang), dia (suami) kena (Covid-19), nular ke istri, terus ke sekolah. Tapi, bisa saja guru (tertular) saat melayani masyarakat. Jadi, bukan klaster sekolah. Sejauh ini, pembelajaran sekolah masih di rumah," paparnya.

Pihaknya telah memberikan imbauan kepada seluruh tenaga pendidik untuk menerapkan protokol kesehatan.

Dia berharap, kasus penularan Covid-19 di lingkungan tenaga pendidik tidak terjadi lagi, apalagi sampai menyebabkan kematian.

"Apapun, kami tetap melakukan tugas pokok dan fungsi kami, baik di kantor maupun di rumah. Kami sudah tekankan, teman-teman semua agar menerapkan protokol kesehatan. Yang penting, jangan stres," terangnya.

Pengelola Objek Wisata Guci Tegal Tolak Pengunjung Tak Bermasker Guna Cegah Penyebaran Covid-19

Kalah Telak 7-2 dari Aston Villa, Van Dijk Akui Lini Pertahanan Liverpool Rapuh

Tak Gentar Hadapi Jurkam Nasional, Pasangan Bajo Andalkan Tim Kampanye Tikus Pithi di Pilkada Solo

Beralasan Kasus Covid-19 Meningkat, Polisi Tak Keluarkan Izin Demo Buruh di Gedung DPR MPR Hari Ini

Di sisi lain, sejauh ini, Disdik belum memberikan izin kepada sekolah untuk menerapkan pembelajaran tatap muka selama Kota Semarang belum masuk zona kuning atau hijau.

Diakuinya, saat ini, sudah banyak sekolah yang melakukan pengajuan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Namun, pihaknya menolak pengajuan tersebut.

"Pengajuan pun kami tolak. Kecuali, yang boarding (sekolah asrama) sesuai surat bersama empat menteri, diperbolehkan. Kalau yang tidak boarding tetap kami tolak," tegasnya.

Untuk dapat melakukan pembelajaran tatap muka, sambungnya, empat persyaratan harus dipenuhi, yakni daerah telah masuk zona hijau atau kuning, mendapat izin dari Pemkot, izin dari orang tua, dan sekolah harus menyiapkan sarana prasarana.

Sementara, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan, Covid-19 dapat menginfeksi siapa saja, termasuk guru. Pasalnya, mereka berinteraksi dengan masyarakat.

"Untung, kita masih belum memberlakukan pembelajaran tatap muka. Sehingga, kalau ada guru terpapar, dampaknya tidak signifikan, tidak menulari murid," ucap Anang.

Dia meminta, Dinas Kesehatan Kota Semarang segera melakukan tracing apakah penularan kepada guru tersebut terjadi di sekolah atau di tempat umum lain.

"Isunya, memang sekolah yang ada di zona merah. Menurut versi Dinkes, kesadaran bermasker dan jaga jarak kurang," ucapnya.

Laga Batal, Napoli Siap Banding Jika Juventus Dihadiahi WO 3-0

Masa Kampanye, Ombudsman Jateng Soroti Netralitas ASN di Tiga Daerah Ini

Jangan Lupa Bawa Jas Hujan, Purwokerto dan Purbalingga Siang Ini Diperkirakan Hujan

Mulai Pekan Depan, Hasil PCR Covid-19 di RSUD Dr Soeselo Slawi Bisa Keluar di Hari Tes

Lebih lanjut, Anang meminta agar Disdik menyiapkan guru pengganti sementara apabila guru yang terkonfirmasi positif bergejala dan tidak dapat memberikan pembelajaran secara daring kepada siswa.

Dia juga meminta Disdik memberikan sosialisasi kepada seluruh tenaga pendidik agar tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau tidak bergejala, masih bisa mengajar. Seandainya diisolasi di rumah dinas, modelnya bisa izin, bisa digantikan guru lain atau kepala sekolah. Prinsipnya, harus tetap menjaga hak anak dalam rangka pencapaian kurikulum di tengah pandemi," terangnya.

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (memakai masker, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, dan selalu menjaga jarak). (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved