Berita Pendidikan
Ada Empat Jalur PPDB SMA-SMK di Jateng, Dibuka Mulai 17 Juni, Begini Alur Resmi Pendaftarannya
Pada jalur zonasi, sekolah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada desa atau kelurahan dalam zona tersebut.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
Sebelumnya Ketua PKK Jawa Tengah, Siti Atikoh membahas mengenai PPDB di Jawa Tengah dalam siaran live melalui Instagram miliknya @atikoh.s.
Itu dilakukan saat bersama Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Syamsudin Isnain melalui akun instagram resmi @pdkjateng, Kamis (11/6/2020).
Dalam siaran yang diikuti sekira 150 peserta, Atikoh berperan menjadi jembatan para peserta yang bertanya seputar PPDB Jateng tingkat SMA dan SMK Negeri.
Dalam pelaksanaan PPDB, Atikoh berharap semua proses, mekanisme, dan alur bisa berjalan secara lancar.
Selain itu, faktor keamanan dan kesehatan juga menjadi hal yang harus diperhatikan di tengah kondisi pandemi virus corona.
"Integritas itu menguji kejujuran semua pihak."
"Apakah hanya karena mencari sekolah, menggadaikan integitas?"
"Tentu tidak mau seperti itu. Karena ini investasi masa depan, baik dari sisi SDM maupun pendidikan," tutur Atikoh kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (12/6/2020).
• Masjid Agung Darul Muttaqin Batang Sudah Dinormalkan, Ini Protokol Kesehatan Saat Salat Jumat
• Anak Mendiang Dokter Spesialis RSUD Kardinah Kota Tegal Dinyatakan Positif Covid-19
• Masih Ada Kasus Positif Covid-19 di Kota Magelang, Kamis Malam Tambah Dua Pasien
• Lapor Polisi Karena Jadi Korban Begal, Pemuda Asal Wonogiri Ini Justru Dijebloskan ke Penjara
Sementara, Syamsudin menyampaikan, semua data yang diunggah oleh peserta didik yang ada dalam PPDB online sudah terintegrasi.
"Jadi, untuk filter terakhir data itu pada daftar ulang, yaitu mulai 1-8 Juli 2020."
"Seluruh persyaratan anak didik itu dikumpulkan."
"Dalam daftar ulang itu yang nanti bisa pakai pola physical distancing," ungkapnya.
Syamsudin menuturkan, terkait skenario daftar ulang bisa dengan gambaran misalnya mungkin dari 300 bisa dibuat gelombang sampai 8 hari.
Dengan satu hari hanya 5 sampai 10 anak untuk mengumpulkan berkas.
Menurut dia, dari situ pihaknya punya kesempatan untuk mengecek.