Berita Jawa Tengah
Semarang Kota Terbanyak PHK, Total Capai 13.163 Orang di Jateng
Di Jawa Tengah total PHK dan dirumahkan akibat Covid-19 hingga 29 April 2020 mencapai 50.563 buruh.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pandemi virus corona (Covid-19) berdampak pada ratusan industri di Jawa Tengah.
Satu persatu perusahaan mengalami financial distress atau kondisi keuangan yang menurun.
Sehingga, harus merumahkan dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pekerja.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan, di Jawa Tengah total PHK dan dirumahkan akibat Covid-19 hingga 29 April 2020 mencapai 50.563 buruh.
• BLT Dana Desa Paling Lambat Awal Mei Sudah Cair, Bupati Kendal: Coret Jika Dapat Dobel Bantuan
• Kisah Korban PHK Kabupaten Semarang, Armi Pusing Cari Rp 400 Ribu, Bayar Sewa Rusunawa Gedanganak
• Pulang dari Taiwan, Ibu dan Anak Ini Minta Dikarantina di GOR Tegal Selatan, Jumadi: Patut Dicontoh
• Pemudik Asal Rawalo Banyumas Murni Imported Covid-19, Pedagang Pakaian di Jakarta
"Nantinya, semuanya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Jumat (1/5/2020).
Dari 50.563 tersebut, sebanyak 37.400 pekerja dirumahkan dan 13.163 orang di-PHK.
Pekerja yang dirumahkan terbanyak di Kabupaten Magelang sebanyak 4.861 orang, Banyumas 4.509 orang, Boyolali 3.612, hingga Surakarta 3.084 orang.
Sedangkan jumlah PHK paling banyak di Kota Semarang yakni 2.385 pekerja.
Lalu 1.950 orang di Boyolali, Sragen 1.451 orang, dan seterusnya.
"Sebagian besar para buruh yang terdampak Covid-19 itu akan dibantu sembako oleh pemerintah daerah masing-masing."
"Khusus tiga daerah, karena pemerintah daerah tidak bisa mencukupi keseluruhan, Pemprov Jateng akan membantu," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (1/5/2020).
Tiga daerah yang dimaksud yakni Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Boyolali.
Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah tersebut dihitung mulai 3 April 2020.
Artinya, sebelum tanggal itu belum direkap.
• Anak Punk Setubuhi Gadis Bawah Umur, Kapolres Kebumen: Kenal Pelaku Melalui Facebook
• Tak Ada Istri Apalagi Anak, Pria Ini Ditemukan Meninggal di Kamarnya, Empat Hari Tidak Keluar Rumah
• KABAR BAIK Kota Salatiga, Enam Pasien Positif Corona Sudah Sembuh
• THR ASN Pemkot Salatiga Disiapkan Rp 15 Miliar, Fakruroji: Pencairan Tunggu Aturan Pusat
Kepala Disnakertrans Jateng, Sakina Rosellasari menuturkan, data buruh yang dirumahkan maupun di-PHK terus bergerak dinamis.
"Data selalu dinamis," jelas Sakina.
Artinya, jumlah buruh yang terdampak virus corona akan terus bertambah.
Gelombang PHK dan merumahkan karyawan ini akan terus berlangsung mengingat pandemi belum diketahui kapan akan berakhir.
Dinas masih terus melakukan pendataan melalui laporan perorangan maupun perusahaan.
Posko pengaduan pendataan pekerja terdampak virus corona juga disediakan.
Sementara, Ketua KSBI Jawa Tengah, Wahyudi mengatakan, selama Covid-19 berlangsung, ribuan buruh sudah di PHK atau dirumahkan tanpa adanya pesangon atau gaji yang diperoleh.
Di serikat buruh saja, setidaknya ada 2.000 buruh yang di-PHK atau dirumahkan.
"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah karena kami semua kesulitan dalam kondisi ini," kata dia.
Selain itu, akibat pandemi, banyak perusahaan yang nunggak bayar BPJS Kesehatan sehingga buruh kesulitan mendapat akses itu.
"Apakah kami yang di-PHK atau dirumahkan bisa mencairkan jaminan hari tua (JHT) untuk menopang kehidupan kami?"
"Kami sangat berharap dukungan pemerintah, termasuk adanya bantuan langsung tunai kepada kawan-kawan yang terdampak," ujarnya. (Mamduh Adi)
• Cerita Penghuni Pertama GOR Satria Purwokerto, Saya Kedinginan, Clingak-clinguk Tidak Bisa Tidur
• Aturan Wajib Dipatuhi Pemdes, BLT Dana Desa Dilarang Berbentuk Sembako
• Sempat Dirawat Dua Hari di RSUD Banjar Patroman, PDP Asal Dayeuhluhur Cilacap Meninggal
• Berburu Kraca Jelang Berbuka Puasa, Masakan Keong Sawah Khas Banyumas, Primadona Warga Saat Ramadan