Berita Nasiona
Peserta Kartu Prakerja Lebih Ingin Insentif Daripada Pelatihan yang Mahal
Peserta Kartu Pra Kerja lebih berharap insentif daripada pelatihan saat menghadapi pandemi virus corona seperti ini.
"Cuma kalau sekarang-sekarang mau ngelamar ke mana juga kan bingung, jadi yang penting mah ikut dulu biar bisa dapet duitnya," kata Pratama.
Sementara itu, Rafi Arliansyah (20) warga depok yang juga mendaftar Kartu Prakerja, mengaku mengikuti program tersebut karena ingin mendapat sertifikasi dari pelatihan tersebut.
Menurut dia, pelatihan dan sertifikat yang didapatkannya mungkin bisa membantunya mendapatkan pekerjaan.
Walaupun, Rafi tidak memungkiri bahwa mencari kerja di tengah pandemi Covid-19 jauh lebih sulit.
• Pemerintah Larang Mudik, Simak Daftar Hukuman Bagi Pelanggar, Denda Rp 100 Juta Hingga Penjara
• Dilarang Mudik, Seorang Gadis Tewas Kelelahan Setelah Keluarganya Nekat Mudik Berjalan Kaki
• Sebelum Presiden Jokowi Larang Mudik, Sudah Ada 600 Ribu Warga Jateng yang Pulang Kampung
• Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Setujui PSBB Kota Semarang, Kendal dan Demak Diminta Menyesuaikan
"Ya lumayan kan ilmunya sama sertifikatnya. Daripada cuma andelin ijazah, kalau ada itu (sertifikasi) kali aja diterima," kata Rafi, Selasa (22/4/2020).
Rafi mengungkapkan bahwa dia tidak terlalu mempermasalahkan insentif bulanan yang diberikan pascapelatihan dari program kartu pra kerja.
Insentif tersebut, lanjut dia, cukup membantu meski nominalnya tidak besar dan hanya diberikan selama empat bulan sekali.
"Ya Rp 600.000 emang enggak gede-gede banget, tapi lumayan dari pada enggak sama sekali. Kalau bisa dikasih bantuan pangan juga boleh," kata Rafi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Korban PHK yang Daftar Kartu Prakerja, Lebih Berharap Dapat Insentif daripada Pelatihan",