Pendakian Gunung Slamet
KIRAIN LEBIH HANGAT, Pendaki Asal Jakarta di Gunung Slamet Malah Hipotermia Usai Pindah ke Shelter
Sebuah kesalahan fatal dibuat pendaki di Gunung Slamet. Pindah dari tenda ke shelter justru memicu hipotermia.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Seorang pendaki asal Jakarta, Syayid Zahfat Murtado (26), terpaksa dievakuasi Tim SAR Gabungan dari Pos 5 pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Ia dievakuasi setelah mengalami gejala hipotermia pada Selasa (26/8/2025) dini hari.
Insiden ini dipicu oleh kesalahan fatal saat ia dan rekan-rekannya pindah dari tenda ke shelter (bendengan) untuk mencari kehangatan.
Baca juga: Kronologi Pendaki Asal Jakarta Dievakuasi karena Hipotermia di Pos 5 Gunung Slamet
Kirain di Shelter Lebih Hangat
Koordinator Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Syaiful Amri, menjelaskan kronologi kejadian.
Laporan permintaan tolong masuk melalui WhatsApp sekitar pukul 01.27 WIB.
Menurutnya, Syayid dan enam rekannya awalnya tidur di dalam tenda.
Saat suhu mulai dingin, mereka berinisiatif pindah ke shelter yang terbuat dari seng.
"Mungkin karena mereka pendaki dari kota ya, jadi belum tahu kalau suhu dingin itu lebih baik di tenda. Mereka mengira saat pindah ke shelter jadi hangat, tapi malah sebaliknya," jelas Syaiful.
Baca juga: Tanda-tanda Gunung Slamet Bangun: Gempa Melonjak 3x Lipat
Pentingnya Paham Fungsi Shelter
Syaiful menegaskan, shelter berukuran besar (7x4 meter) dan terbuat dari seng justru membuat suhu di dalamnya lebih dingin daripada di luar.
Sebaliknya, tenda yang berukuran kecil lebih efektif memerangkap panas tubuh para pendaki.
"Justru kalau di tenda malah lebih hangat. Karena perputaran udara yang keluar dari tubuh masing-masing pendaki itu lebih bisa menghangatkan ruangan yang kecil," lanjutnya.
Evakuasi dari Pos Lima
Tim evakuasi yang dikirim sekitar pukul 02.00 WIB menemukan kondisi Syayid sudah membaik.
"Pas ketemu di lokasi sudah lebih mendingan, karena teman-temannya juga sudah memberikan dia emergency blanket, memakaikan SB (sleeping bag), dan pakaian hangat lainnya," ujar Syaiful.
Meskipun begitu, Syayid tetap dievakuasi turun untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pesan untuk Para Pendaki
Syaiful berpesan kepada para pendaki agar selalu mempersiapkan fisik dan peralatan standar secara matang.
"Terlebih untuk logistik air, karena di musim kemarau ini persediaan air berkurang, sehingga jangan lupa untuk lebih ditingkatkan lagi," pesannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.