Berita Semarang

Tanggapi Kasus Penamparan Perawat, Wali Kota Semarang: Jalan Terus Biar Jadi Shock Therapy

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta pihak kepolisian terus memproses kasus penamparan terhadap seorang perawat.

PEMKOT SEMARANG
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) turun tangan langsung semprotkan cairan disinfektan di permukiman warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Selasa (24/3/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta pihak kepolisian terus memproses kasus penamparan terhadap seorang perawat.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sangat menyayangkan kasus penamparan perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kota Semarang, yang terjadi Kamis (9/4/2020).

Kasus itu bermula dari perawat yang mengingatkan pelaku untuk memakai masker.

Bukannya menurut, pelaku malah menampar perawat.

Tangerang Raya Berstatus PSBB, Wali Kota: Dirapatkan Senin Siang Bersama Gubernur Banten

Gaji Pemain PSIS Semarang Dipotong 75 Persen, Tiga Bulan Sesuai Arahan PSSI

Perawat Korban yang Ditampar Satpam Mulai Buka Suara, Diancam Hendak Dibunuh

PDP Cilacap Dinyatakan Negatif Virus Corona, Sempat Dirawat di RSUD Banjar Patroman

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi pun meminta jajaran kepolisian untuk memproses kasus tersebut agar terus berjalan.

“Supaya menjadi shock therapy bagi semuanya, agar tidak bertindak arogan kepada para tenaga medis yang sedang bertugas," ujar dia, Minggu (12/4/2020).

Hendi juga mengaku sangat prihatin dengan tindakan tidak terpuji tersebut.

Padahal di tengah pandemi virus corona seperti saat ini, wajib setiap orang untuk memakai masker.

“Semua harus mematuhi aturan. Kalau diminta jaga jarak, ya harus jaga jarak."

"Kalau diminta pakai masker, yang harus pakai masker," ujar dia.

Menghargai anjuran petugas medis

Lebih lanjut, Hendi juga mengingatkan kepada masyarakat Semarang akan besarnya pengorbanan tenaga medis dalam situasi saat ini.

"Tenaga medis ini berjuang luar biasa. Berkorban tenaga, berkorban pikiran, juga nyawa,” ujar Wali Kota Semarang.

Bahkan, sambung dia, mereka juga harus berpisah dari keluarganya sementara waktu, mengingat adanya potensi penyebaran Covid-19 yang sangat cepat.

"Menuruti apa yang disarankan dan diminta oleh para tenaga medis adalah salah satu cara menghargai jerih payah mereka, sehingga harus diikuti," kata Hendi.

Oleh karena itu, dirinya pun menyampaikan permohonan maaf kepada para tenaga medis di Indonesia atas perlakuan tidak terpuji salah satu oknum warga Kota Semarang itu.

"Buat kawan-kawan tenaga medis, kami atas nama pribadi dan atas nama Pemkot Semarang, memohon maaf adanya arogansi oknum yang terjadi," ujar Hendi.

Dia pun berharap tenaga-tenaga medis tetap semangat, mengingat bangsa ini sedang membutuhkan jasa mereka dalam penanangan Covid-19.

“Mudah-mudan ke depannya, ada hal baik yang kita semua dapatkan bersama," imbuh Wali Kota Semarang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Penamparan Perawat, Wali Kota Semarang: Proses Hukum, Biar Jadi "Shock Terapy""

Tangani Pasien Virus Corona, Dance Usulkan Pelibatan Psikolog di RSPAW Salatiga

Belajar dari Rumah, Ini Jadwal Senin 13 April di TVRI

Perawat Ditampar Satpam di Semarang, Budi: Saat itu Bingung, Anak Saya Sedang Sakit

Bupati Banyumas Yakini Tak Ada Lagi Insiden Penolakan Jenazah Pasien Covid-19

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved