Berita Kriminal
Perawat Korban yang Ditampar Satpam Mulai Buka Suara, Diancam Hendak Dibunuh
Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita Semarang, yang menjadi korban penamparan, mulai buka suara.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita Semarang, yang menjadi korban penamparan, mulai buka suara.
Warga Sendangguwo, kecamatan Tembalang, Kota Semarang itu sempat ditampar oleh tersangka Budi Cahyono (43) warga Kemijen, Semarang Timur, Kamis (9/4/2020) sekira pukul 09.00.
Aksi tersebut terekam CCTV dan viral di media sosial dalam dua hari terakhir ini.
• Perawat Ditampar Satpam di Semarang, Budi: Saat itu Bingung, Anak Saya Sedang Sakit
• Tanggul Jebol Kali Bajak di Candisari Semarang, Empat Rumah Warga Rusak Parah
• Penghuni Gang Sadar Baturraden Dipulangkan, Wabup Banyumas: Mereka Diangkut Lima Bus
• Sanksi Bakal Diberikan, Bila Berat Badan Pemain PSCS Cilacap Bertambah
Menurut Hidayatul, kejadian tersebut bermula ketika memanggil Budi Cahyono yang saat itu akan memeriksakan anaknya yang sakit di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kemijen, Semarang Timur.
Hidayatul memanggil Budi sesuai nomor antrian, lalu meminta nomor beserta kartu BPJS Kesehatan.
Saat itulah dia mengingatkan ke tersangka kalau mau periksa harus memakai masker.
Sebab, lanjut Hidayatul, dokter tidak mau periksa kalau ada pasien tidak pakai masker.
Setelah disarankan seperti itu, Budi marah-marah tidak terima bahkan sampai membahas soal virus corona.
"Dia bilang tidak usah percaya virus corona. Sebab virus seperti itu bisa dilawan."
"Apalagi Indonesia punya senjata buat apa takut, masak lawan virus saja tidak bisa," terang Hidayatul Munawaroh (30) menirukan ucapan tersangka, Minggu (12/4/2020).
Perawat yang telah bekerja selama lima tahun ini mengungkapkan, sempat diancam akan dibunuh dan dipenggal lehernya oleh Budi.
"Selepas meluapkan emosi, dia mengancam kalau ketemu di jalan mau membunuh dengan penggal leher," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (12/4/2020).
Melihat keributan itu, dokter di klinik tersebut keluar dari ruangannya dan menjelaskan peraturan bahwa di klinik memang harus memakai masker.
Namun penjelasan tersebut justru Budi tetap tidak menerima.
Selepas kejadian tersebut Hidayatul merasa ketakutan.