H Supono Meninggal

Kisah Kedekatan H Supono dan Sumanto di RSKJ Purbalingga, Jadi Pengawal Setia Tiap Pengajian

Hj Siti Sofiyatun, istri H Supono Mustajab berkata, tak ada satupun warga di desa kelahirannya mau menerima saat mengetahui Sumanto akan dibebaskan.

KOMPAS.com/FADLAN MUKHTARKH
H Supono Mustajab, pengasuh Sumanto sekaligus pemilik RSKJ H Mustajab, Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Foto diambil pada Mei 2019. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - H Supono Mustajab jadi satu-satunya orang penolong si manusia kanibal, julukan Sumanto kala itu.

Pasca terbebas dari masa hukuman selama di Lapas Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada 24 Oktober 2006.

Bagi sebagian orang tentu masih ingat dengan nama Sumanto, sosok yang sempat menggemparkan publik Tanah Air pada 2003 silam.

Pria kelahiran Pelumutan 3 Maret 1972 itu dikenal karena kasus kanibalisme.

Kisah Almarhum H Supono Mustajab, Penolong Sumanto di Purbalingga, Sopir Penabrak Masih Diburu

Mulai Besok di Wilayah Perbatasan Banyumas, Pengecekan Suhu Tubuh Penumpang Bus

Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona

Dia terlibat dalam kasus pencurian mayat dan memakannya karena dipercaya dapat memberikan kekuatan supranatural pada dirinya.

Dari pengakuan Sumanto kala itu, dia telah memakan setidaknya tiga mayat di tempat berbeda, yakni di Lampung dan Purbalingga.

Atas perbuatannya, diapun dihukum pidana selama lima tahun.

Namun dapat bebas pada Hari Raya Idulfitri 2006 karena dianggap telah berubah, berkelakuan baik sehingga pula memperoleh beberapa remisi.

Bukan maaf yang diterima Sumanto pasca bebas, justru warga setempat termasuk pihak keluarga menolak kehadirannya.

Di saat itulah, H Supono Mustajab hadir, menolong putra sulung lima bersaudara dari pasangan Nuryadikarta dan Samen itu.

Sumanto pun diajak dan ditampung di rumah rehabilitasi Yayasan An-Nur.

Atau yang saat ini pula dikenal dengan sebutan Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) H Mustajab, di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga.

Hj Siti Sofiyatun, istri H Supono Mustajab berkata, tak ada satupun warga di desa kelahirannya mau menerima saat mengetahui Sumanto akan dibebaskan dari Lapas Purwokerto.

Hal itu, menurutnya, membuat hati suaminya terketuk untuk menerima dan merehabilitasi di kliniknya.

"Sebelum menampung Sumanto, suami saya terlebih dahulu meminta izin kepada Bupati Purbalingga."

"Alhamdulillah diizinkan. Termasuk meminta pernyataan dari pihak keluarga," kenang Hj Siti kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (18/3/2020).

Sampai saat ini, terangnya, Sumanto pun masih berada di sini, di klinik Yayasan An-Nur.

"Kami juga telah lima kali mendatangi keluarganya untuk mengembalikan Sumanto."

"Tetapi keluarga dan masyarakat tetap menolak hingga saat ini,” tuturnya.

Pemilik RSKJ Mustajab Purbalingga Meninggal, Diseruduk Mobil Bak Terbuka, Sopir Menghilang

Cegah Virus Corona Bisa Dimulai Diri Sendiri, Ikuti Panduan WHO Berikut Ini

Hendak Dibangun Flyover, Pedagang Pasar Kroya Cilacap Kabarnya Menolak, Ini Kata Ketua Paguyuban

DOKUMENTASI, Sumanto menjalani rehabilitasi di RSKJ H Mustajab Purbalingga pada 2019.
DOKUMENTASI, Sumanto menjalani rehabilitasi di RSKJ H Mustajab Purbalingga pada 2019. (TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI)

Sumanto Sering Dampingi Pengajian

Ada cukup banyak gambaran aktivitas di rumah sakit milik KH Supono Mustajab.

Seperti yang dikutip dari Kompas.com, di sebuah tempat dimana sekira ratusan orang yang mengalami gangguan jiwa, termasuk Sumanto, menjalani rehabilitasi.

Menurut H Supono kala itu, selama Ramadan Sumanto dan rekan-rekannya tidak menjalani puasa.

Namun, mereka tetap mengikuti salat tarawih berjamaah di kompleks rumah sakit sekaligus kediaman H Supono.

"Sumanto kadang-kadang puasa, tapi tidak wajib karena gila," kata H Supono saat ditemui di rumahnya, Purbalingga, pada Selasa (14/5/2019).

Selama Ramadan, Sumanto lebih banyak beraktivitas di kompleks rumah sakit.

Menurut rencana, menjelang Lebaran Sumanto akan pulang menemui orangtuanya menyerahkan bingkisan.

"Sudah 18 tahun di sini, sudah seperti rumahnya sendiri, karena sudah ditolak lima kali (saat akan kembali ke kampung halamannya)."

"Katanya nanti kalau Lebaran mau pulang mau kasih uang sama Bapak-Ibu, terus kasih pakaian, dia ngomong sendiri," kata H Supono.

Sumanto bahkan seakan sudah menjadi partner atau pengawal setia H Supono saat mengisi ceramah atau pengajian di berbagai kota.

Meski mengalami gangguan jiwa, banyak masyarakat yang penasaran dengan tingkah konyol Sumanto yang kadang tidak terduga.

H Supono mengatakan, setelah Lebaran akan melakukan roadshow ceramah bersama Sumanto di 24 kota.

Seperti di Pemalang, Pekalongan, termasuk di antaranya di Pulau Sumatera.

"Mulai hari kedua Syawal, Sumanto ikut saya mengisi pengajian di 24 tempat, full tanpa henti."

"Sumanto jadi bintang tamunya, karena banyak yang ingin lihat orang makan orang, malah yang ingin ketemu kiainya sedikit," kelakar H Supono.

Selama tinggal di panti, Sumanto memang mengalami perubahan yang signifikan.

Ia kini menjadi pribadi yang lebih baik.

Hal itu pun diungkapkan secara langsung oleh pengurus panti rehabilitasi sekaligus orang yang merawat Sumanto, H Supono.

"Aktivitas saya bantu-bantu pak Haji (Supono) cabut-cabut rumput, bertani, ikut pengajian, pokoknya ikut pak haji," kata Sumanto.

Selain beraktivitas sosial, Sumanto juga rajin mengikuti pengajian yang diselenggarakan panti.

Menurut Supono, Sumanto mampu melafalkan ayat-ayat suci Alquran.

Pada beberapa kesempatan, Sumanto juga dipercaya mengumandangkan azan.

Pelantikan Perangkat Desa Bertarif, Capai Rp 80 Juta, Polres Purbalingga: Sisa Uang di Laci Kades

Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir

Hoaks, Kabar Pasien Meninggal Asal Kebumen Adalah Positif Corona

H Supono Mengalami Kecelakaan

Itu adalah sekelumit kenangan H Supono Mustajab dan Sumanto.

Kini, sang penolong Sumanto yang membuat tak lagi makan daging mayat telah tiada.

H Supono meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Senin (16/3/2020) sekira pukul 08.30.

"H Supono Mustajab saat itu sedang mengendarai motor Vario," kata Kapolsek Karangreja, AKP Nur Susalit.

AKP Nur Susalit pun mengakui agak kerepotan untuk mengungkap asal muasal kecelakaan tersebut.

Sebab, sang sopir mobil bak terbuka Futura bernopol T 8528 EC, menghilang saat polisi tiba di lokasi kejadian kecelakaan tersebut.

"Kami hingga saat ini masih mencari keberadaan sopir mobil bak terbuka tersebut."

"Kami belum ketahui identitasnya. Mobil ditinggal begitu saja di lokasi kejadian," terangnya.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi, kata AKP Nur, mobil melaju dari arah Desa Serang menuju Purbalingga.

Sedangkan motor yang dikendarai H Supono itu, dari arah sebaliknya.

Tepat di lokasi itu, diduga mobil mengalami oleng ke jalur kanan atau berseberangan sehingga menabrak motor dari arah berlawanan.

"H Supono sempat ditolong warga dan dibawa ke RSUD dr Goetheng Taroenadibrata Purbalingga."

"Namun akibat luka serius yang diderita korban, meninggal dunia setibanya di rumah sakit," terang Kapolsek.

Adapun bila dilihat dari kerusakan kedua kendaraan, benturan yang dialami cukup keras.

Mobil bak terbuka itu rusak di bagian depan hingga bodi penyok dan kaca pecah.

Sedangkan motor hancur nyaris tidak berbentuk.

"Saat ini kasus kecelakaan yang menewaskan satu korban yakni pemilik RSKJ tersebut, kami sudah serahkan ke Unit Laka Satlantas Polres Purbalingga."

"Kedua kendaraan pun sudah dibawa ke sana untuk dijadikan barang bukti."

"Untuk sopir mobil, masih kami cari keberadaannya," katanya.

Hendak Mengecek Villa

Sementara itu, anak sulung H Supono, Imam Fauzi Wahyudiana menuturkan, saat ayahnya dibawa ke RSUD dr Goeteng Taroenadibrata diterima langsung adik kandungnya yang kebetulan sedang piket.

Saat itu adiknya masih berkomunikasi dengan ayahnya.

“Kondisi Bapak, tangan kanan, kaki kanan, dan leher patah. Kondisi seperti itu beliau masih bisa ngobrol,” jelasnya.

Menurutnya, sebelum kecelakaan, ayahnya akan mengecek pembangunan vila di Desa Serang, Kecamatan Karangreja.

Tiap pagi ayahnya selalu rutin mengontrol pembangunan villanya tersebut.

“Kebetulan mbah kakung (H Supono) sedang bangun vila. Tiap pagi mengontrol pekerjanya yang membangun villanya,” tutur dia.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, ayahnya sempat berpesan kepada anak-anaknya agar meneruskan perjuangan H Supono Mustajab.

Anak-anaknya juga diminta untuk mengembangkan klinik peninggalannya.

“Saya harap pelaku yang menabrak Bapak saya segera tertangkap."

"Karena pelaku tidak beretika baik mendatangi keluarga korban hingga sampai sekarang,” tukasnya.

Muatan Peti Kemas Ambrol, Saat Truk Berbelok ke Jalan Ronggowarsito Semarang

Polisi Jumpai 11 Kayu Jati di Rumah DA, Kapolres Cilacap: Hasil Curian dari KPH Banyumas Timur

Pemkab Purbalingga Gelontorkan Rp 1 Miliar, Kebutuhan Dua Pekan Hadapi Virus Corona

Istri Almarhum H Supono Mustajab, pemilik RSKJ H Mustajab Purbalingga, Hj Siti Sofiyatun.
Istri Almarhum H Supono Mustajab, pemilik RSKJ H Mustajab Purbalingga, Hj Siti Sofiyatun. (TRIBUN BANYUMAS/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS)

Dibangun Mulai Dari Nol

Ya, hingga saat ini suasana duka masih menyelimuti kediaman pemilik RSKJ H Mustajab Purbalingga.

Karangan bunga dari para kerabat dan pejabat masih berjajar rapi di sekitar pekarangan rumah H Supono.

Keluarga dan kerabat pun hingga kini masih terlihat silih berganti berdatangan ke rumah duka.

Yassin Tahlil dikumandangkan setiap tamu yang melayat.

Keluarga mengenal sosok H Supono memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Semasa hidup almarhum sering dimintai warga setempat untuk menolong keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.

“Adanya Yayasan An-Nur atau RSKJ H Mustajab ini, terinspirasi saat almarhum masih menjadi kepala desa (Kades)."

"Beliau prihatin dan kasihan saat melihat ada warganya terkena gangguan jiwa. Beliau ingin sekali menolongnya,"

"Warganya tersebut pun rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu,” ujar istri H Supono Mustajab, Hj Siti Sofiyatun saat dijumpai Tribunbanyumas.com, Rabu (18/3/2020).

Menurut Hj Siti, melihat kondisi warga seperti itu, almarhum bercita-cita untuk membantu masyarakatnya yang memiliki gangguan jiwa.

Niat sang suami pada awalnya bahkan tidak diketahuinya.

Sedikit demi sedikit halaman rumah diratakan, lalu dibuatkan sumur.

“Waktu itu juga dibikinkan sumur. Tapi anehnya sumur kok di dalam kebun waktu itu."

"Terus lahan perkarangan itu dipondasi. Dari situlah saya mulai tahu ada rencana membangun RSKJ tersebut,” tuturnya.

Sedikit demi sedikit, kata dia, H Supono Mustajab membangun ruangan yang dikhususkan untuk rawat inap pasien terkena gangguan jiwa.

Rumah peninggalan orangtuanya pun dijadikan tempat penitipan pasien yang terkena ganggguan jiwa.

“Alhamdulillah, pembangunan klinik ini didukung sepenuhnya oleh masyarakat sekitar."

"Masyarakat tidak ada sedikitpun yang protes maupun menolak. Tamu yang datang rata-rata berasal dari desa tetangga,” ujar dia.

Menurut Siti, pada 2002 klinik milik suaminya tersebut mulai diresmikan Bupati Purbalingga kala itu, Triyono Budisasongko.

Pihak pemerintah juga memberikan dana hibah untuk menambah bangunan klinik H Mustajab yang dibangun di lahan persawahan di sebelah rumah.

“Kami kala itu benar-benar mendampingi beliau (H Mustajab) dari nol dan sekarang klinik itu sudah menjadi klinik utama,” jelasnya.

Menurut dia, H Supono dikenal bisa mengobati orang terkena gangguan jiwa.

Hal ini tak lepas dari tirakat yang dilakoni suaminya.

“Sejak kecil H Supono telah terbiasa prihatin dan tak pernah lepas melakoni puasa Senin, Kamis."

"Waktu ajalnya menjemput pada Senin (16/3/2020) siang, almarhum juga meninggal dalam keadaan berpuasa,” imbuhnya. (Rahdyan Trijoko Pamungkas/Khoirul Muzakki)

Satu Pasien Kembali Dinyatakan Negatif, Update RSMS Purwokerto: Ada Enam PDP di Ruang Isolasi

Ribuan Peserta Itjima Ulama Dunia Sudah Berada di Gowa, Gubernur Sulsel: Kami Sudah Minta Ditunda

Objek Wisata Dieng Ditutup Sementara, Berlaku Hingga 29 Maret

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved