Pasien Terlantar
Pasien Terlantar Meninggal, Keluarga Kecewa Diperlakukan Tak Manusiawi, RSUD Jepara: Ruang IGD Penuh
Keluarga pasien yang meninggal di halaman parkir, kecewa atas lambannya pelayanan RSUD RA Kartini Jepara.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JEPARA - Keluarga pasien yang meninggal di halaman parkir, kecewa atas lambannya pelayanan RSUD RA Kartini Jepara.
Cucu pasien, Nurlia Astika, warga Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara ini menjelaskan, jika petugas medis tidak cepat menangani pasien yang sudah dalam kondisi lemah.
Bahkan saat meminta tolong petugas medis, justru memberikan jawaban yang tidak nyaman bagi pihak keluarga saat itu.
• Ganjar Gratiskan Warga yang Mau Tes Virus Corona, Ini Daftar Tujuh RS Milik Pemprov Jateng
• Pemilik RSKJ Mustajab Purbalingga Meninggal, Diseruduk Mobil Bak Terbuka, Sopir Menghilang
• Astagfirullah, Pasien Asal Desa Mambak Terlantar, Meninggal di Parkiran RSUD RA Kartini Jepara
"Petugas yang pakai baju putih malah bilangnya pasien masih bernapas, kan. Jadi disuruh ikut nomor antrean," ujar dia kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (17/3/2020).
Padahal, kondisi pasien sudah memburuk sejak Jumat (13/3/2020), tidak mau menerima asupan makanan dan minuman.
Pihak keluarga juga sudah membawa ke Puskesmas.
Tetapi karena indikasinya gejala stroke, maka harus dibawa ke RSUD RA Kartini Jepara.
"Minimal ada petugas yang memberikan infus atau datang langsung untuk memeriksa kesehatannya. Tetapi malah diam saja," jelas dia.
Dia juga kecewa terhadap pihak rumah sakit yang seolah cuci tangan terhadap pasien tersebut.
Tanpa mengucapkan permohonan maaf kepada pihak keluarga, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Harusnya ada permohonan maaf dari rumah sakit, tapi sama sekali tidak ada. Seolah tidak terjadi apa-apa," kata dia.
Dia menceritakan, jika pasien atas nama Lukita itu memiliki riwayat darah tinggi dan maag kronis sehingga membuat kondisinya turun drastis.
Lukita yang meminta untuk diantarkan ke dokter karena tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya.
"Memang dari Jumat itu sudah minta diantar ke dokter, akhirnya kami berempat, saya, suami, dan tetangga mengantar ke rumah sakit," ujarnya.
• Cukup 21 Bulan, Agung Nikmati Motor Curian, Polisi Tangkap Pelaku di Kendal
• Truk Masuk Tol Jatingaleh Semarang Dihentikan Petugas Bea Cukai, Dibongkar Isinya Rokok Ilegal
• Update Jawa Tengah: 69 Pasien Berstatus Pengawasan, 6 Positif Virus Corona, 2 Meninggal
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
Pasien Terlantar
Diketahui, Lukita (69), warga Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, meninggal dunia di halaman parkir RSUD RA Kartini Jepara, Senin (16/3/2020).
Sekira pukul 12.15, ambulans Desa Mambak membawa pasien dari rumahnya ke Puskesmas Pakis Aji.
Kemudian karena kondisi pasien sudah lemah, sopir ambulans, Abdul Rosyid membawa pasien ke RSUD RA Kartini Jepara.
"Karena memang keadaan almarhum sudah lemah, berangkatlah kami ke rumah sakit menggunakan ambulans sekira 30 menit perjalanan," kata dia.
Begitu sampai, satu orang penumpang meminta 'gledek' atau ranjang yang biasa dipakai untuk mengangkut pasien.
"Tapi sama petugas berbaju putih memakai masker jawabnya 'glede gledek opo wes orak ono'," tirunya.
Dengan terpaksa, keluarga menunggu bersama pasien di dalam ambulans milik desa.
Karena tak tega menunggu terlalu lama, cucu almarhum memberanikan diri masuk minta petugas memeriksa.
"Alhmdulilah petugas kesehatan datang meskipun hanya didulek-dulek dada pasien dan masuk kembali tanpa keterangan apapun," jelas dia.
Sekira lima menit, pihaknya didatangi satpam untuk didata antrian dan mendapatkan nomor antrean 19.
Pihaknya pun disuruh mendaftar terlebih dahulu di kantor.
"Karena pasien belum mendapat gledek, kami pun menunggui pasien di dalam ambulans yang terparkir di UGD."
"Lalu kami didatangi satpam agar tidak parkir di lokasi tersebut," jelas dia.
Akhirnya, dia bersama pasien ke tempat parkir karena kondisi pasien memang sudah tidak mungkin untuk diturunkan dari ambulans.
"Sekira dua jam kami menunggu di parkiran hingga pasien akhirnya meninggal tanpa penanganan apapun dari petugas kesehatan," ujar dia.
• Ilmuwan Jepang Blusukan ke Sekolah Terpencil di Banjarnegara, Ini yang Dilakukannya
• Objek Wisata Dieng Ditutup Sementara, Berlaku Hingga 29 Maret
• 26 Desa Rawan Konflik Pilkades di Kendal, Kapolres: Misal di Kecamatan Boja
• TMMD Sengkuyung Tahap I 2020 Terkena Imbas Corona, Dibuka Sederhana di Kantor Pemkab Banyumas
Ruang Penuh
Direktur RSUD RA Kartini Jepara, Dwi Susilowati menjelaskan, pasien tersebut datang saat ruangan IGD dalam kondisi penuh semuanya.
Tempat tidur berjumlah 13 unit dan tambahan 12 brankar (alat bantu membawa pasien) sudah terpakai seluruhnya.
"Memang kondisinya 25 unit tempat tidur dan brankar saat itu sudah terpakai semua."
"Sehingga kami juga tidak bisa memberikan brankar itu untuk pasien," jelas dia.
Selain itu, dia juga menolak rujukan ke rumah sakit yang lainnya.
Sehingga keluarga pasien lain lebih memilih untuk mengantre.
Pasien mendapatkan antrean nomor 19, sampai sekira pukul 15.00, petugas medis mencari keberadaan pasien.
Ternyata pasien menunggu di lokasi yang jauh berada di parkiran sehingga petugas juga tidak mengetahuinya.
"Memang sempat diingatkan petugas keamanan untuk tidak parkir di ruang IGD. Tapi tidak perlu jauh-jauh juga nggak apa," jelas dia.
Dia menjelaskan, pasien yang dalam kondisi gawat darurat itu diharapkan bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit lainnya.
Apalagi pasien yang datang bersama keluarganya itu tanpa surat rujukan, atau berangkat sendiri sehingga harus melalui proses antrean.
"Kami sudah berusaha untuk merujuk ke rumah sakit lain, tapi pasien tidak bersedia."
"Padahal kami sudah menganjurkannya," jelasnya. (Raka F Pujangga)
• Kuliah Online, Mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang Tetap Bisa Terpantau
• Dipasarkan Mulai 26 Maret, Ini Harga dan Spesifikasi Vivo V19
• Ini Kondisi Terkini Lima Pasien Pengawasan Virus Corona RSUD Margono Soekarjo Purwokerto
• ZI Buka Suara, Pelantikan Perangkat Desa Bertarif di Purbalingga, Terjadi Juga di Cipawon Bukateja