Berita Semarang

Kisah Hanifa Mahasiswi Undip Jadi Volunteer di Slovakia: Bingung kala Warga Tak Bisa Bahasa Inggris

Kisah Mahasiswi Asal Ungaran Jadi Volunteer di Slovakia: Bingung kala Warga Tak Bisa Bahasa Inggris

Istimewa
SUKARELAWAN - Hanifa Annahdliyyah Nurfanika, saat berada di Slovakia beberapa waktu lalu. 

Menjadi volunteer atau relawan selama dua bulan di Slovakia, saat negara tersebut sedang dilanda musim dingin, menjadi pengalaman tak ternilai bagi Hanifa Annahdliyyah Nurfanika.

Kala di sana ia sempat bingung kala warga yang ditemuinya tak bisa Bahasa Inggris. Berikut penuturannya.

TRIBUNBANYUMAS.COM - Terbiasa hidup di iklim tropis, membuat tugasnya di Slovakia banyak membawa pengalaman baru.

 Suhu dingin yang bisa mencapai di bawah 0 derajat celcius, kesulitan mencari bahan makanan yang halal hingga bertemu dan bersosialisasi langsung dengan penduduk setempat menjadi tantangan bagi Hani sapaan akrab gadis itu.

 Ia menjadi volunteer dalam program Global Volunteer Winter AIESEC pada awal tahun 2020 ini.

Menurut mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini, menjadi volunteer merupakan salah satu keinginannya selain ketertarikannya dalam dunia pendidikan dan hukum.

Bincang dengan Menaker Ida Fauziyah: Hampir Tiap Hari Telekonferensi Pantau Dampak Corona (2-habis)

5 Penyakit yang Menjadi Momok Bagi Wanita. Tidak Menular, tapi Berisiko. Apa Saja?

Anda Buruh Terkena PHK? Selain Dapat Pelatihan Kerja, Ini Hak-hak Lain yang Didapat

Finalis Puteri Indonesia 2020 Asal Sumatera Barat Salah Lafalkan Pancasila, Najwa Shihab Buka Suara

 Di sisi lain, gadis asal Kabupaten Semarang ini ternyata memiliki jiwa petualang. Dia senang sekali mengunjungi tempat-tempat baru sehingga dirinya mengajukan diri menjadi volunteer dalam program itu.

 "Saya memutuskan untuk ikut program Global Volunteer ini karena tidak jauh dari passion dan hobi. Passion saya antara lain: pendidikan, volunteer, dan hukum."

"Sedangkan hobi saya yaitu travelling. Jadi, saya mencari suatu kegiatan yang mencakup semuanya," ujarnya

 Global Volunteer sendiri merupakan suatu program internasional dimana para anak muda dari berbagai negara melakukan pengabdian masyarakat di suatu negara.

RESMI! Pemohon SIM di Jateng Dikenakan Biaya Tambahan Tes Psikologi Rp50.000. Berapa Totalnya?

 Kegiatan ini dilakukan berdasarkan pada 17 Sustainable Development Goals (SDGs) atau rencana aksi global dari PBB dalam upaya penyelesaian masalah-masalah sosial seperti mengentaskan kemiskinan, masalah lingkungan hingga peningkatan kualitas pendidikan.

 "Saya mengambil SDSs nomor 4 yakni tentang Quality Education untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dunia baik laki-laki dan perempuan memperoleh akses yang sama terhadap pendidikan untuk mempersiapkan masa depan mereka," tegasnya

 Namun bukan perkara mudah menjadi volunteer di Eropa. Menurutnya meski Eropa merupakan benua yang maju, bukan semuanya menjadi serba ada.

Bahkan dirinya pernah berkunjung di suatu daerah yang mana para penduduknya tidak sama sekali memahami Bahasa Inggris, hal itu lantas membuat dirinya kebingungan untuk berkomunikasi.

Sempat Tidak Pecaya Omongan Anak, Pria Ini Akhirnya Laporkan Pengasuh ke Polisi Setelah Lihat CCTV

Kesulitan lainnya yakni dirinya cukup sulit mencari makanan dengan Citarasa Asia.

Selain bercitara asia tentunya makanan yang dikonsumsi harus mempunyai label halal untuk dapat dia konsumsi sehari-hari.

Pasalnya di Slovakia tidak semua makanan berlabel halal.

 "Di tengah suhu dingin yakni antara 3-1 derajat bahkan sampi minus derajat, setiap harinya saya harus tiba di halte sebelum pukul enam pagi. Kalau terlambat, saya tak bisa naik bus agar sampai di tempat dimana saya menjadi volunteer," tuturnya.

 Sebelum terjun ke lapangan untuk melaksanakan program, Ia bersama volunteer lainnya mengikuti Incoming Preparation Seminar yang mana para peserta diberikan dulu pembekalan seperti melakukan survei dan penyiapan materi.

Pemohon SIM Harus Ikuti Tes Psikologi. Apa Urgensinya, Tak Lolos Bisa Mengulang?

 Selanjutnya dalam pelaksanaan program, para volunteer saling dipasangkan dengan volunteer dari negara lain.Kesempatan itu dirinya mendapatkan partner dari Negara Hongkong.

 "Selama di Slovakia saya mendapatkan akomodasi berupa student dormitory dari University of Economics in Bratislava, selain itu juga saya mendapatkan kesempatan untuk tinggal bersama host family."

"Kesempatan tinggal bersama warga lokal ini membuat saya merasakan sekali proses pertukaran budaya, dan dapat merasakan secara langsung bagaimana kehidupan sesungguhnya disana," katanya

Namun menurutnya pengalaman paling luar biasa yakni dirinya mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Slovakia dan melakukan survei mengenai pandangan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan.

Pemerintah Bagi Dua Klaster untuk Identifikasi Corona yakni Klaster Jakarta dan Bali

Presiden Amerika Donald Trump Sebut Angka Laporan Kematian akibat Corona Palsu

Benarkah Uang Bisa Jadi Media Penyebaran Virus Corona? Bagini Penjelasannya

Cegah Corona Korea Utara akan Tembak Mati Warga China yang Berani Mendekat ke Perbatasan Mereka

Seminggu sebelum seluruh kegiatan berakhir, ia dan para volunteer lainnya mengadakan kegiatan Global Village dimana seluruh negara yang berpartisipasi memperkenalkan negara masing-masing, mulai dari pakaian tradisional, makanan tradisional, musik, serta hal-hal menarik lainnya dari negara mereka.

 "Dari program ini saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Saya mendapatkan banyak relasi baru dan mengenal budaya serta karakter dari masyarakat global dari berbagai macam negara di dunia."

"Selain itu juga membuka luas wawasan saya akan kesempatan-kesempatan yang bagus di luar sana, memperdalam kemampuan bahasa inggris, serta kemampuan adaptasi dan bertahan hidup," pungkasnya. (dhian adi putranto)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved