Berita Magelang
Kisah Suratinah Jadi Pengusaha Boneka Sukses di Magelang. Berawal Di-PHK saat Jadi Buruh Pabrik
Kisah Suratinah Jadi Pengusaha Boneka Sukses di Magelang. Berawal Di-PHK saat Jadi Buruh Pabrik
Dari semula hanya dirinya, suami dan satu karyawan pada tahun 1997, kini ada 20 karyawan di tahun 2020.
Ia memberdayakan masyarakat setempat, kaum ibu-ibu untuk memproduksi boneka.
“Tempat membuat boneka dulu di rumah saya, kemudian berkembang. Saya juga ikut UMKM tahun 2007. Dulu 1997, ada saya dan bapak dan karyawan. Tetangga."
"Setelah itu, ada karyawan 20. Karyawan ada 10 ibu-ibu. Pertama, dikasih pola, dikasih jahitannya dan dikerjakan oleh karyawan yang merupakan ibu-ibu rumah tangga,” tuturnya.
• Tukang Ojek Pengkolan TOP Tayang Malam Ini, Ojak Beneran Jatuh Hati Enggak ya Sama Maya?
Bahan baku pembuatan boneka, ia beli dari Bandung. Satu truk bahan baku dibeli dengan harga Rp200 juta.
Bahan baku itu dapat digunakan untuk waktu tiga bulan.
Merek bonekanya dinamakan Tin Panda Colleciton. Tin berasal dari namanya, Suratinah.
Panda sendiri adalah ciri khas dari boneka buatan Suratinah.
Boneka-boneka buatan Suratinah kini sudah dikirim ke berbagai daerah.
Pembeli boneka Suratinah berasal dari Magelang, Jogja, Semarang, Wonosobo, Banjar dan Kalimantan.
Bonekanya juga terpajang di toko-toko besar di Magelang seperti Trio plaza, Muncul, Aneka Bandongan Kaliangkrik, Trio plaza Wonosobo.
• Menkes Terawan Bicara Soal Doa yang Bantu Tangkal Virus Corona: Negara Lain Protes, Biarin Aja
Produk buatan Suratinah memang banyak diminati oleh pembeli karena bonekanya yang terbuat dari material yang aman dan tahan lama.
Harganya pun terjangkau dari yang paling murah Rp 15ribu hingga yang paling mahal Rp 1 juta untuk boneka yang besar.
Jenisnya bermacam-macam, mulai dari Teddy Bear, Panda, Doraemon, hingga banyak karakter-karakter kartun.
Ada lebih dari 100 jenis boneka yang telah diproduksi.
“Produksi kami sekitar 1.000 boneka per bulan. Harganya dari Rp 15 ribu untuk boneka yang kecil-kecil. Ada juga yang seharga Rp 1 juta, berupa boneka teddy bear, ukurannya bisa sampai dua meter,” kata ibu dari dua orang anak ini.
Berkat bagusnya produksi boneka Suratinah, tempat usahanya kerap dikunjungi oleh para siswa TK, Paud, SMP, SMA hingga kuliah.
Sejumlah mahasiswa bahkan pernah melakukan penelitian.
• Mulanya Mempertanyakan Kini WHO Takjub dengan Gercep Indonesia Soal Penanganan Virus Corona
Masyarakat juga datang dari berbagai organisasi untuk belajar dari Suratinah.
Meski telah sukses, Suratinah tidak pernah pelit memberikan ilmunya kepada orang-orang yang ingin membuat boneka.
Bagi Suratinah,, memberi ilmu membuat boneka adalah upaya untuk membantu orang-orang agar bisa sukses seperti dirinya.
Terlebih dirinya juga merasakan bagaimana susahnya menjalani hidup.
“Rezeki sudah ada yang mengatur. Saya ingin membagi ilmu saya. Saya juga mempekerjakan ibu-ibu di sekitar rumah untuk membuat boneka."
• Soal Pembebastugasan Sucipto Hadi, Ketum IKA FH Unnes Muhtar Said: Rektor Hanya Cari-cari Kesalahan
• Knalpot Mobil Keluarkan Air di Pagi Hari, Normalkah?
• Bayar SPP di 180 Lembaga Pendidikan Bisa Pakai GoPay. Mana Saja? Ada Juga yang di Semarang Lho . .
• Heboh Dugaan Pelecehan Oleh Dokter DS, Bibi Tunjukkan Chat Sang Psikolog ke Vanessa Angel
"Saya yang buat polanya, saya beri bahannya, kemudian dikerjakan di rumah masing-masing. Saya hanya ingin berbagi saja,” katanya.
Suami dari Suratinah, Sukaryo, memuji istrinya yang jago dalam membuat pola dan mendesain boneka.
Ia yang menjahit, istrinya yang membuat pola.
Boneka buatan Suratinah, dan dirinya diakui memang sulit ditiru oleh orang lain. Kualitasnya pun terus dijaga.
“Istri saya jago membuat pola. Makanya, dulu dipercaya oleh pemilik pabrik untuk membuat pola. Dulu ada yang mengaku cabang dari kami , tetapi akhirnya pelanggan tetap ke sini, karena harga kami murah dan kualitas terjaga,” tutupnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Suratinah, Buruh Pabrik yang Di-PHK, Kini Jadi Pengusaha Boneka yang Sukses di Magelang