Berita Magelang
Kisah Suratinah Jadi Pengusaha Boneka Sukses di Magelang. Berawal Di-PHK saat Jadi Buruh Pabrik
Kisah Suratinah Jadi Pengusaha Boneka Sukses di Magelang. Berawal Di-PHK saat Jadi Buruh Pabrik
“Istilahnya, di pabrik ada pengurangan karyawan. Saya nganggur dua bulan. Kalau nganggur terus, ngontrak bayar, makan bayar. Kalau orang lain bisa kenapa tidak mencoba."
"Pulanglah kami ke Magelang dan bikin sendiri. Saat itu modalnya, Rp 5,5 juta, itu tabungan saya selama 10 tahun bekerja. Saya terus membeli bahan baku dan mulai berproduksi."
• Siapa Raja Gol Penalti di 5 Liga Top Eropa? Simak Data Berikut Ini . . .
"Produksi boneka selama setahun, saat krisis moneter masih melanda, tetapi kami sudah mendapat pendapatan, sehingga bisa terus bekerja,” tutur Suratinah.
Suratinah mulai merintis usaha pembuatan boneka.
Ia dibantu dengan suaminya dan kakak-kakaknya, berbelanja kain sendiri, isian boneka, mesin jahit dan mulai memproduksi boneka.
Selama empat tahun, ia berusaha memasarkan boneka buatannya.
Dari mulut ke mulut, ia menawarkan produk kerajinan boneka.
• Hadir di Purwokerto Sejak 1980, Toko Buku Lawas ANS Masih Menjadi Incaran Pembeli
Tak jarang, ia mendapatkan penolakan dari orang, tetapi ia tak menyerah dan terus menawarkan barangnya dari satu toko ke toko lain.
Dahulu, ia berkeliling dari satu toko ke toko lain, dari emperan ke emperan. Ia meninggalkan kartu nama.
Merintis usaha memang selalu ada tantangan dan hambatan.
Ia merasakan pahit getir saat mengelola usahanya. Dulu, ia sangat susah untuk menjual produknya.
• Tim EKA Kemendikbud: Sucipto Dibebastugaskan karena Temukan Dugaan Plagiasi Rektor Unnes
Suratinah juga sempat mengalami kerugian. Ia bahkan pernah tertipu sampai Rp50 juta, oleh sejumlah oknum pembeli yang nakal.
Pengalaman itu membuatnya terus berhati-hati dan membuatnya termotivasi membuat produknya lebih baik lagi.
“Ada empat tahunan, saya berusaha (memasarkan boneka), dari mulut ke mulut. Saya yang bikin."
"Suami yang berkeliling, menawarkan ke orang-orang, di emper-emperan. Saya juga nawarin ke toko, tetapi sering ditolak karyawan. Tetapi setelah ganti kualitas kain, isi, akhirnya banyak yang laku."
"Dulu pertama, isinya masih wolly, masih biasa. Sekarang ganti isi silikon. Kain diganti laspur, korea, dan boa, sehingga produk saya alhamdulillah bisa laku,” kata Suratinah.
Suratinah memproduksi boneka di rumah kecilnya dulu.
• Jasad MR Dilecehkan dan Ditimbun Sampah, Banjarnegara Ternyata Masuk Kabupaten Belum Layak Anak
Kemudian berkembang dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Usahanya terus berkembang dan besar.