Berita Purworejo
Ganjar Usulkan SMP Muhammadiyah di Purworejo Tempat Terjadinya Bullying Ditutup. Sampai Separah Itu?
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Usulkan SMP di Purworejo Tempat Terjadinya Bullying Ditutup. ini karena sekolah tersebut dinilai kekurangan murid
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Purworejo, tempat terjadinya perisakan (bullying) terhadap seroang siswi, yang videonya viral di media sosial (medsos), ternyata hanya mempunyai 21 siswa saja.
Jumlah itu dinilai jauh dari kata memadai untuk jumlah siswa satu sekolahan.
Karena itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengusulkan agar sekolah tersebut ditutupa saja. Atau ada opsi lain, yakni seklah itu dilebur dengan lembaga pendidikan setingkat lainnya.
"Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata dan saya minta kepada semua pemangku kepentingan pendidikan yang begini boleh tidak sih dilikuidasi?"
• Siswi SMP di Purworejo Korban Bullying Berkebutuhan Khusus, Ganjar: Kita Sedang Merayu Orangtuanya
• Big Match Valencia vs Atletico Madrid. Berikut Jadwal Lengkap La Liga Spanyol Pekan ke-24
• Simak Momen Kebahagiaan Kelahiran Anak Pertama Shandy Aulia
• UGM Terbaik di Tanah Air, Ini 10 Kampus Indonesia yang Masuk 200 Terbaik Asia
"Saya kira kalau seperti itu tidak ada muridnya atau tidak bisa keluar dengan baik ditutup saja, atau digabung dengan sekolah kiri kanannya,” kata Ganjar, Kamis (13/2/2020).
Pemikiran untuk melebur sekolah itu dilontarkan karena Ganjar curiga SMP itu sebenarnya sudah tidak punya lagi kapasitas untuk menyelenggarakan pendidikan.
Ganjar Pranowo juga mengatakan polisi sudah memproses kasus bullying tersebut.
Namun, Ganjar mengingatkan jika prosesnya sampai ke peradilan agar digelar secara tertutup mengingat pelakunya masih di bawah umur.
Sesuai Undang-undang Perlindungan Anak, proses peradilan untuk anak di bawah umur harus digelar secara tertutup.
• Janda 40 Tahun dan Remaja 17 Tahun Ngamar 4 Hari. Awalnya Ngaku Ibu-Anak, Ini yang Terjadi
“Saya hanya mengingatkan saja karena pelakunya kan masih anak-anak di bawah umur jangan disamakan dengan pidana umum yang lain."
"Maka saya titip karena mereka butuh perlindungan dan perhatian khusus, ” kata Ganjar.
Seperti diketahui, aksi bullying ini diketahui dari unggahan video yang viral di media sosial, Rabu (12/2/2020) malam.
Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, tampak tiga orang siswa laki-laki merundung seorang siswi perempuan.
Mereka menendang dan memukul korbannya dengan gagang sapu. Korban yang tampak tidak berdaya hanya menundukkan kepala di mejanya sambil menangis.
• Polisi Ringkus 8 Remaja Gangster. Sita Senjata Tajam dari Clurit hingga Pisau
Kronologi Periaskan Siswi SMP di Purworejo
Polres Purworejo menetapkan tiga siswa SMP di Purworejo berinisial TP (16), DF (15), dan UHA (15), sebagai tersangka.
Ketiga siswa dalam video yang viral di media sosial itu menganiaya seorang siswi SMP berinisial CA (16) di dalam kelas.
Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito menjelaskan, penganiayaan terjadi pada Selasa (11/2/2020), sekitar pukul 08.00 WIB.
Saat itu, CA berada di kelas sedang mengerjakan tugas bersama teman-temannya, termasuk tersangka UHA.
Tersangka TP dan DF yang merupakan kakak kelas korban masuk ke dalam kelas sambil membawa sapu.
TP mendekati korban sambil mengatakan meminta uang Rp2.000 kepada korban.
• Bermula dari Aksi Palak hingga Laporan ke Guru, Begini Kronologi Perisakan Siswi SMP di Purworejo
"Korban menjawab 'ojo (jangan)'. Selanjutnya DF dan tersangka lainnya melakukan kekerasan. Ada yang menggunakan tangan kosong, ada yang pakai gagang sapu dan kaki," ujar Rizal.
Penganiayaan itu direkam menggunakan ponsel oleh F yang juga kakak kelas korban.
F sendiri disuruh oleh TP untuk memvideokan tindakan itu.
Setelah itu TP mengambil paksa uang Rp4.000 dan mengancam korban agar tidak melaporkan aksi mereka.
• Status Gunung Slamet Masih Waspada, PVMBG Rekomendasikan Pendakian Tetap Ditutup Sementara
Tiga Pelaku Jadi Tersangka
Karena korban dan tersangka adalah anak, maka dalam pemeriksaan mereka didampingi oleh pekerja sosial (Peksos), penasihat hukum (PH) dan wali.
Sebelum menetapkan tersangka, penyidik telah memeriksa 8 orang saksi dan dua kali gelar perkara.
Diberitakan, peristiwa perundungan itu terungkap setelah video penganiayaan terhadap seorang siswi SMP di Kecamatam Butuh, Kabupaten Purworejo, beredar di media sosial.
Dalam video itu, tiga siswa memukuli dengan tangan, gagang sapu, dan menendang seorang siswi yang di dalam kelas.
• Duel Zlatan - Ronaldo Anti Klimaks, Buffon Keluar sebagai Pemenang. AC Milan vs Juventus 1-1
Siswi yang dipukuli tampak diam saja sembari memegang perutnya yang terlihat kesakitan.
Sementara itu, ketiga siswa SMP tersebut senyum semringah saat menganiaya siswi tersebut.
Korban Alami Trauma
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jateng untuk mendatangi siswi SMP di Purworejo, korban bullying tiga temannya.
Ganjar menyampaikan, dari laporan, diketahui siswi tersebut mengalami trauma.
"Pagi ini Kepala Dinas Pemprov Jateng saya minta datang ke Purworejo, sudah bertemu orangtua si korban. Dan si korban ada trauma," ujar Ganjar mengutip dari KompasTV, Kamis (13/2/2020).
• Mantan Wapres Barcelona Ungkap Sosok Pemain yang Diinginkan Messi: Dia Minta tapi Tidak Memaksa
Ganjar mengatakan, orangtua siswi tersebut merupakan seorang buruh.
Pemprov Jateng kemudian memberikan santunan dan meminta agar untuk sementara orangtua siswi tersebut tidak bekerja agar bisa menjaga anaknya.
"Karena orangtuanya buruh kita kasih santunan.
'Pak, Anda enggak usah kerja. Ini tolong dirawat anaknya agar si anak bisa pulih lagi, tidak trauma dan mau sekolah'," ujar Ganjar.
Kepsek Minta Bisa Selesai secara Kekeluargaan
Kepala SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo, Ahmad, tak menampik adanya kejadian itu. Peristiwa itu diakuinya terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah.
Kepala sekolah (Kepsek) mengatakan, peristiwa itu berlangsung saat jeda pergantian jam sekolah, sekitar pukul 08.30 Wib.
Saat itu, posisi para guru sedang berada di kantor. Ada pula yang masih berada di ruang kelas lain.
• Soal Pelaku Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan, Menteri Nadiem: Harusnya Langsung Dipecat . . .
Kelas 8, tempat korban dan pelaku belajar saat itu sempat kosong menunggu kedatangan guru di jam pembelajaran berikutnya.
Durasi kejadian itu pun, menurut dia, singkat karena berada di sela pergantian jam.
Ahmad tidak merinci bagaimana kronologi kejadian itu terjadi. Tetapi menurut dia, para pelaku memang selama ini dikenal bandel di sekolah.
"Namanya anak iseng. Diajar juga susah, suka semaunya sendiri," katanya.
Ia pun ikut menyesalkan perilaku siswanya ini. Tetapi jika harus dihadapkan pada proses hukum pidana, ia kurang sepakat.
Ahmad sebenarnya mengharapkan kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Terlebih, ketiga pelaku masih berusia di bawah umur.
• Viral Siswa SMPN 16 Malang Terkenal Pintar, Diduga Dibully hingga Masuk RS, Pelakunya Masih Misteri
• WHO Sempat Pertanyakan Indonesia Negatif Virus Corona, Begini Pernyataan Resmi Terbarunya . . .
• Suami Jarang Pulang, Takut Dituduh Anak Hasil Selingkuh, Ibu Ini Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya
• Dana BOS untuk Gaji Guru Honorer, Menteri Nadiem: Harusnya Jadi Tanggung Jawab Pemerintah Daerah
Tetapi pihaknya pun tidak bisa berbuat apa-apa jika kasus itu akhirnya tetap diproses secara hukum.
Ia hanya bisa berharap, jika proses hukum kasus itu berlanjut, pendidikan anak-anak yang kini berstatus tersangka tidak boleh berhenti.
Bagaimana pun, kata dia, pemerintah harus tetap memerhatikan pendidikan mereka meski terjerat kasus pidana.
"Anak butuh pendidikan, bagaimanapun kondisinya," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ganjar Minta Sekolah Tempat Terjadinya Bullying di Purworejo Ditutup atau Dilebur