Berita Purbalingga

Perjuangan Sulemi, Eks Cakrabirawa asal Purbalingga Lepas dari Stigma G30S. Berakhir Disegani Warga

Sulemi, mantan anggota Cakrabirawa asal Purbalingga jalani kehidupan sulit untuk bisa lepas dari stigma tragedi G30S hingga berakhir disegani warga.

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/FARAH ANIS RAHMAWATI
KENANGAN LEWAT FOTO — Sri Pangestuningsih, istri almarhum Sulemi menujukan foto bersama suaminya, Selasa (30/9/2025). Sulemi dikenal sebagai eks Cakrabirawa asal Purbalingga. 

Menurutnya, sang suami masih kesusahan mendapatkan kerja. 

Namun, karena Sri sudah terbiasa berjualan sejak ia masih kecil, dia memutuskan berdagang. 

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka saling membantu. 

Saat Sri berjualan di pasar, Sulemi membantu pekerjaan di rumah, mulai dari memasak hingga bersih-bersih. 

Selain itu, Sri juga menceritakan, dalam aktivitas sehari-hari, Sulemi dikenal sebagai orang yang cukup aktif dalam kegiatan sosial dan sering mengurus musala. 

Kedekatannya dengan warga membuat stigma negatif yang itu mulai berkurang. 

Namun, masalah akibat melekatnya nama Sulemi dengan peristiwa G30S sempat kembali datang saat putranya hendak mendaftar sebagai anggota polisi. 

"Saat itu, kami mendapatkan kiriman surat kaleng."

"Katanya, anak kami tidak bisa jadi polisi karena anak bekas G30S. Terus bapak dipanggil untuk klarifikasi," katanya. 

Baca juga: Dituding PKI dan Sulit Urus KK, Penghayat Cilacap Mengadu ke Pemprov Jateng

Sri melanjutkan, setelah klarifikasi, Sulemi sempat memberikan pembelaan dengan mengatakan tidak ada surat keputusan yang menyatakan bahwa anak G30S tidak boleh menjadi polisi. 

"Tapi, karena perjuangan Gus Dur saat itu, akhirnya anak saya boleh mendaftar dan akhirnya sekarang sudah jadi polisi."

"Sekarang anak saya mengabdi di Banjarnegara," ucapnya. 

Dihormati Warga

Seiring waktu berjalan, Sulemi pun semakin disegani oleh masyarakat sekitar tempat mereka tinggal. 

Sulemi bahkan sempat terpilih sebagai ketua RT dalam waktu yang cukup lama. 

Saat Sulemi mengembuskan napas terakhirnya pun dia masih aktif menjabat sebagai ketua RW. 

"Sosok bapak bagi saya itu seperti tokoh, saya merasa bahagia mengenalnya."

"Alhamdulilah, saat meninggal, beliau juga dalam keadaan tersenyum."

"Semoga, beliau meninggal dalam keadaan husnul khotimah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved