Kombinasi ini membuat awan-awan konvektif atau awan hujan tumbuh dengan sangat cepat dan intens.
Faktor kelima yang diungkap BMKG adalah kondisi topografi lokal.
"Faktor lokal seperti topografi pegunungan dan lereng di wilayah Baturraden, Sumbang, dan sekitarnya juga memperkuat pembentukan awan hujan yang berujung pada hujan sangat lebat hingga ekstrem," ujar Teguh.
Kombinasi dari kelima faktor inilah yang menjadi penyebab bencana masif di Banyumas.
Data terbaru dari BPBD Banyumas mencatat total ada 36 lokasi yang terdampak.
Terdiri dari 34 titik longsor dan 2 titik banjir yang tersebar di lima kecamatan berbeda.
Pihak BMKG juga mengeluarkan peringatan lanjutan yang sangat penting.
Ancaman cuaca ekstrem ini ternyata belum sepenuhnya berakhir.
"Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi dalam dua hari ke depan."
"Potensi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang masih cukup tinggi terutama di wilayah dengan kontur perbukitan," katanya.
Masyarakat di daerah rawan bencana seperti Baturraden dan Kedungbanteng diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.