Berita Banyumas

Wisata Banyumas Lesu saat Libur Iduladha, Diduga Anggaran Wisata Warga Tersedot untuk Pendidikan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IKON BATURRADEN - Suasana Bundaran Baturraden yang menjadi salah satu lokasi wisara unggulan di Kabupaten Banyumas, Minggu (24/12/2022). Kunjungan wisata di Banyumas saat libur panjang Hari Raya Iduladha 2025 lalu tercatat lesu.

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Libur panjang akhir pekan Hari Raya Iduladha 2025 tak berdampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Anggaran masyarakat yang tersedot untuk kebutuhan pendidikan diduga menjadi satu di antara faktor lesunya kegiatan wisata.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Wardoyo. 

Baca juga: Rombongan Jemaah Haji Indonesia Pulang Mulai 11 Juni Besok, Kapan Jadwal Jemaah Haji Banyumas?

Ia menyebut, jumlah pengunjung objek wisata selama libur panjang Iduladha 2025 hampir sama dengan hari-hari biasa.

"Dibandingkan dengan weekday, jumlah pengunjung masih sama, hampir seperti tidak ada cuti bersama," ujar Wardoyo kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (11/6/2025).

Didominasi Warga Lokal

Wardoyo menjelaskan, untuk empat objek wisata yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Purwomas, jumlah pengunjung pada 1-9 Juni 2025 hanya mencapai 2.885 orang, dengan pendapatan Rp13.127.000. 

Angka kunjungan tertinggi terjadi pada 1 Juni 2025, dengan angka 1.030 pengunjung.

Sementara, empat objek wisata yang dikelola BLUD Lokawisata Baturraden mencatat total 17.321 pengunjung dalam periode yang sama, dengan pendapatan sebesar Rp193.390.500. 

Baca juga: Cara Membuat KIS Gratis di Banyumas, Kenali 2 Jalur Pendaftarannya: PBI Pusat dan Daerah

Puncak kunjungan tercatat pada 8 Juni 2025, dengan 4.440 wisatawan dan pendapatan Rp 52.214.000.

Menurut Wardoyo, mayoritas wisatawan yang datang berasal dari wilayah lokal Banyumas dan sekitarnya.

Menurut Wardoyo, sepinya kunjungan kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi finansial masyarakat yang sedang fokus pada kebutuhan pendidikan anak-anak, seperti persiapan kenaikan kelas dan penerimaan siswa baru.

"Ada efisiensi anggaran masyarakat. Bisa jadi, anggaran berlibur digunakan untuk keperluan sekolah anak, baik kenaikan kelas maupun penerimaan siswa baru," ungkapnya. 

Meski tidak terjadi lonjakan wisatawan, pihaknya tetap mengoptimalkan pelayanan di objek wisata yang dikelola, serta mengantisipasi momen liburan sekolah sebagai potensi kunjungan berikutnya. (*)

Berita Terkini