"Ini adanya kalau musim kemarau saja, sekitar 6 bualanan. Kalau musim hujan, naik perahu," tuturnya.
Sukron mengatakan, jembatan ini menjadi jalur warga empat desa.
"Empat desa ini adalah warga Desa Tugu Lor, Kedungwaru Lor, Kotakan, dan Kedungwaru Kidul. Jumlah warganya, 2000 orang."
"Ada sebagian dari kecamatan lain, Desa Ngesek 300 orang. Ingin menuju ke Kudus masuk Sentrokalangan, Kecamatan Kaliwungu," jelasnya.
Dia mengatakan, jembatan ini bisa memperpendek jarak hingga 20 kilometer atau hampir 30 menit.
Sukron mengatakan, sempat ada kendaraan yang terjatuh ke Sungai Wulan saat menyeberangi jembatan itu.
Itu sebabnya, pihaknya mengajukan pembangunan jembatan ke pemkab dan provinsi. Namun, belum ada respon.
"Kalau nanti ada jembatan, ini sangat membantu warga menumbahkan ekonomi industri, transportasi semakin mudah ," harapnya.
Baca juga: Temukan Iklan Promosi Miras di Medsos, Satpol PP Demak Sita Ratusan Botol Berbagai Merek
Baca juga: Kapan Tol Semarang- Demak Seksi 2 Rampung? Ini Progres Terbaru
Sementara, Muhammad Haidar Hambali, satu di antara warga Kedungwaru Lor, mengaku sering melintasi jembatan tersebut.
Dia mengaku tak memiliki pilihan karena alasan jarak tempuh.
"Terpaksa lewat sini, setiap hari, kalau mutar kejauhan," kata Haidar.
Dia berharap, pemerintah membangun jembatan permanen yang lebih kokoh karena jalur ini merupakan jalur ekonomi warga Kedungwaru Lor.
"Penginnya dibangun jembatan seperti Tangul Langit (karena) banyak yang melintas sini," kata Haidar yang mengendarai motor bersama anak dan istri. (*)
Baca juga: KRONOLOGI Sengketa Kebondalem Antara Pemkab Banyumas vs PT GCG, Berjalan Lebih dari 30 Tahun
Baca juga: Pegawai Bapenda Iwan Budi Hilang saat Berangkat Kerja, Pemkot Semarang Upayakan Pemberian Anumerta
Baca juga: BPBD Banyumas Bakal Paksa 6 KK di Bantaran Sungai Pelus Arcawinangun Pindah ke Rumah Relokasi
Baca juga: Undang-undang Perlindungan Data Pribadi Disahkan, Sebarkan Nama Lengkap dan Agama Bisa Dipidana