TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - Dinbudpar Kabupaten Temanggung akan memperketat protokol kesehatan di sejumlah objek wisata.
Hal tersebut guna menyambut libur panjang akhir Oktober 2020 yang dimungkinkan terjadi lonjakan wisatawan di sejumlah objek untuk berlibur sejenak.
Kepala Dinbudpar Kabupaten Temanggung, Edy Cahyadi mengatakan, pada prinsipnya semua pengelola tempat wisata di Temanggung patuh prosedur dan arahan pemerintah.
Khususnya terkait penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Baca juga: Tiap Mapel Dibatasi Maksimal 20 Menit, Begini Cara Sekolah di Temanggung Simulasikan KBM Tatap Muka
Baca juga: Karena Hal Ini, Bupati Temanggung Apresiasi Ketatnya Aturan Protokol Kesehatan di Ponpes
Baca juga: Bupati Temanggung Al Khadziq: Kami Sudah Susun Opsi dan Strategi KBM Tatap Muka
Baca juga: Temanggung Belum Terapkan Sanksi Denda Pelanggar Protokol Kesehatan, Berikut Alasannya
Hal tersebut terbukti hingga saat ini tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19 di kalangan wisatawan.
Pihaknya telah mengimbau kepada para pengelola objek wisata yang ada untuk mengantisipasi banyaknya masyarakat yang akan berlibur pada momen libur panjang nanti.
"Selain maksimalkan pengelolaan tempat wisata, kami juga perketat protokol kesehatannya."
"Kami sudah ada bantuan alat pelindung diri dari Disporapar Jateng di Posong, dan kami coba tambah yang lainnya," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/10/2020).
Terpisah, Kepala Disporapar Jateng, Sinoeng N Rachmadi pun telah memberikan imbauan jelang musim libur panjang tersebut.
Dia mengatakan, guna mengantisipasi lonjakan wisatawan di Jawa Tengah, telah mengintruksikan para pengelola tempat wisata agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Termasuk harus bisa menolak wisatawan guna membatasi jumlah pengunjung.
"Kami tidak melarang mobilitas warga (untuk) berlibur."
"Namun, kami harus terapkan betul protokol kesehatannya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/10/2020).
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Saat Long Weekend, Tambah 13 Perjalanan KA di Wilayah Purwokerto
Baca juga: Terdeteksi Ada Lima Titik Rawan Bencana, PT KAI Daop V Purwokerto Siagakan AMUS
Baca juga: Gunakan Aplikasi Jual Beli, Pemuda Asal Karanganyar Purbalingga Ini Jadi Pemasok Obat Terlarang
Baca juga: Cuma Berselang Sehari, Dua Anggota Timses Paslon Meninggal Dunia di Purbalingga
60 Persen Objek Sudah Bergeliat Lagi
Sinoeng menuturkan, efek pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pariwisata sejak Maret 2020.
Sebanyak 690 daya tarik wisata di Jawa Tengah lesu dalam beberapa bulan.
Bahkan semua pariwisata yang ada harus ditutup karena lonjakan kasus Covid-19.
Sinoeng bersyukur, dibukanya era new normal membuat secercah harapan dunia wisata untuk bangkit secara perlahan.
Katanya, kini 60 persen tempat wisata di Jawa Tengah sudah membuka fasilitas dan wahananya. Puluhan tempat wisata juga dalam proses perijinan dan simulasi pembukaan.
"Ya sekira 60 persen sudah buka, itu pun naik turun."
"Ada yang mengajukan izin kepada Satgas Covid-19 di kabupaten atau kota setempat, nantinya kami berikan rambu-rambunya," terangnya.
Hanya saja, khusus untuk wisata seperti kolam renang maupun air terjun, untuk saat ini pihaknya masih belum memperbolehkan pengelola untuk membukanya.
Hal tersebut sebagaimana arahan Gubernur Jawa Tengah serta beberapa pertimbangan ahli virus yang menyebutkan, media air masih dianggap rawan penyebaran Covid-19.
"Kami sudah rapatkan dengan pengelola maupun ahli virus, kami tunda terlebih dahulu untuk pembukaannya."
"Karena dengan berbagai pertimbangan, air masih menjadi media yang rawan penularan virus," ujarnya.
Sebagai alternatif lain pihaknya memperbolehkan spot wisata alam maupun kulinernya bisa dibuka.
Dengan catatan pengelola harus menutup wahana air dan steril dari pengunjung.
"Alternatif rekomendasi kami, wisata air boleh buka, tetapi hanyauntuk kuliner dan alamnya."
"Wahana airnya sementara tetap ditutup."
"Ukuran kami, kesehatan masyarakat terpenting," jelasnya. (Saiful Ma'sum)
Baca juga: Di Politeknik Banjarnegara, Wisudawan Dapat Souvenir Kelulusan 10 Bibit Pohon
Baca juga: Rumah Muksini Hancur Tak Berbentuk di Banjarnegara, Tertimpa Dahan Pohon Berusia Seratusan Tahun
Baca juga: Tiga Desa di Kroya Cilacap Dikepung Banjir, Senin Siang Mulai Berangsur Surut
Baca juga: Beralih dari BBM ke BBG, Pertamina Serahkan Perangkat Konverter Buat Nelayan Cilacap