Berita Wonosobo

Layanan Bisa Diakses Warga Lewat HP, Desa Banyukembar Wonosobo Masuk 10 Besar Desa Digital Nasional

Desa Banyukembar Wonosobo beri terobosan bagi warga lewat layanan digital. Pemerintah desa juga menyediakan platform untuk memasarkan produk UMKM.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK PEMDES BANYUKEMBAR
DESA DIGITAL - Warga Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, memanfaatkan layanan digital saat mengurus administrasi kependudukan. Desa Banyukembar masuk 10 besar nasional Desa Digital 2025. 

Petugas tidak lagi mencatat berat badan bayi atau status gizi secara manual. 

Semua data langsung dimasukkan ke sistem dan digunakan sebagai bahan perencanaan penanganan stunting.

Antena Wifi di Setiap Rumah

Andi bercerita sembari mengingat masa lalu. 

Dulu, kata Andi, sinyal internet menjadi kendala besar di Desa Banyukembar ini. 

Satu rumah bisa menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk membeli kuota internet. 

Kini, di beberapa dusun, terlihat antena kecil terpasang di atap rumah, menandakan jaringan wifi desa telah menjangkau pelosok. 

Desa Banyukembar dihuni 3.778 jiwa, terdiri atas 1.280 Kepala Keluarga (KK) dan 1.072 rumah. 

Meskipun secara geografis desa ini terbilang terpencil namun tingkat penggunaan internet cukup tinggi.

Andi menyebut, saat ini, sekitar 70 persen dari total rumah, atau kurang lebih 700 rumah, telah terkoneksi dengan jaringan internet.

Warga juga bisa mengakses wifi gratis yang disediakan pemerintah desa di beberapa titik, di antaranya pos kamling, perpustakaan desa, dan GOR.

"Kalau dulu sinyal lemot dan mahal, sekarang cukup satu langganan bisa dipakai ramai-ramai di rumah," jelasnya.

Baca juga: Buka Peluang Kerja Sama, Pemkab Wonosobo Fasilitasi Koperasi Merah Putih Bangun Kemitraan Bisnis

Untuk memudahkan warga, pemerintah desa juga membentuk kader digital yang bertugas membantu warga, terutama lansia dan kelompok rentan, agar bisa memanfaatkan teknologi.

Salah satu kendala awal yang dihadapi adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Dulu, kami sempat kesulitan karena perangkat desa dan warga belum terbiasa dengan teknologi."

"Tapi, sekarang, sudah mulai membaik. Banyak pemuda yang lulus sarjana dan mereka ikut membantu," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved