Berita Wonosobo
Inovasi Pragati di Wonosobo, Gelang Getar Ajaib Bantu Anak Tuli Kuasai Panggung Tari
Sebuah gelang getar bernama Pragati jadi harapan baru bagi anak-anak tuli di Wonosobo untuk bisa menari mandiri.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Siapa bilang keterbatasan pendengaran menjadi penghalang untuk menari?
Di Wonosobo, sebuah inovasi teknologi membuka jalan bagi anak-anak tuli untuk "mendengar" musik lewat getaran dan tampil percaya diri di atas panggung.
Inovasi ini bernama Pragati, sebuah gelang yang bergetar sesuai ketukan musik, yang kini diuji coba dalam sebuah pilot project nasional bernama Inkubasi Teknologi Berbasis Budaya.
Baca juga: Tari Prajuritan Meriahkan Saloka Fest 2025 di Tuntang Semarang, Alternatif Hiburan di Tengah Wahana
Wonosobo dipercaya oleh Kementerian Kebudayaan RI sebagai lokasi perdana program yang menggabungkan teknologi dan seni demi keadilan budaya ini.
Salah satu penggagasnya adalah Denny Prabowo, seorang dosen teknologi dari Universitas Bina Nusantara.
“Anak-anak tuli juga punya hak untuk menari dan mengekspresikan diri. Dengan Pragati, mereka cukup merasakan getaran di tangan sebagai sinyal berpindah gerakan, tanpa harus terus-menerus melihat instruktur di bawah panggung," jelas Denny, Senin (11/8/2025).
Alat ini, lanjutnya, tidak menggantikan peran guru, melainkan menjadi pendamping yang membuat anak-anak lebih mandiri dan fokus pada ekspresi tarian mereka.
Sebanyak 10 anak dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas (LKS-PD) Dena Upakara Wonosobo terpilih untuk menjadi yang pertama merasakan keajaiban Pragati.
Di bawah bimbingan pelatih tari senior, Mulyani, mereka telah berlatih intensif selama tujuh bulan untuk mementaskan tari "Ginanjar Mulyo".
“Anak-anak ini bukan hanya menari, tapi juga menyampaikan makna dan rasa. Saya ingin membuktikan bahwa mereka istimewa dan pantas tampil di panggung tertinggi,” ujar Mulyani, yang telah mendampingi anak-anak Dena Upakara sejak 1992.
Panggung tertinggi itu pun sudah di depan mata. Mereka dijadwalkan akan tampil dalam acara penutupan Jambore Nasional di Cibubur pada 18 Agustus 2025 mendatang.
Kepala LKS-PD Dena Upakara, Suster Stefani, menyambut program ini dengan penuh syukur.
Menurutnya, ini adalah tonggak penting dalam penyediaan sarana belajar yang setara bagi anak didiknya.
“Kami sangat bangga Wonosobo dipercaya. Ini bukan hanya soal alat bantu tari, tapi juga tentang keberpihakan dan perhatian terhadap anak-anak kami,” tandasnya.
Kini, harapan besar disematkan pada Pragati. Para pengembangnya berharap alat ini bisa diproduksi massal dengan harga terjangkau agar bisa dinikmati oleh lebih banyak anak berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia.
Buntut Sopir Bus Wonosobo Tolak Pikap Angkut Penumpang, Polres Wonosobo Terjunkan Unit Turjawali |
![]() |
---|
Pikap Bawa Penumpang ke Dieng dan Basecamp Gunung Buat Sopir Bus Wonosobo Meradang, Ini Janji Polisi |
![]() |
---|
Emosi Ditegur Istri Gara-gara Membonceng Perempuan Lain, Suami di Wonosobo Ancam Pakai PIsau |
![]() |
---|
Taklukkan Dinginnya Dieng, 1.700 Pelari Lintas Negara Jajal Rute Ekstrem Sambil Berdonasi |
![]() |
---|
Lima Hari Sekolah Tak Cocok Diterapkan di Wonosobo, Begini Alasan Komisi D DPRD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.