Berita Banyumas

Jeritan Pedagang Pakaian di Pasar Wage Purwokerto, Tersisih karena Maraknya Jualan Online

Priyo, pedagang pakaian di pasar sejak 1993 mengaku baru kali ini merasakan jualannya benar-benar lesu tak bergairah. 

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati
KALAH SAING DENGAN ONLINE - Di Pasar Tradisional Pasar Wage Purwokerto, seorang pedagang Priyo (52) duduk lesu di depan lapak dagangannya, Sabtu (7/6/2025). Para pedagang pakaian di Pasar Wage Purwokerto kian terdesak oleh tren belanja online.  

Kondisi serupa juga dialami pedagang lain, Lilis (50), yang sudah berjualan sejak mengikuti orangtuanya di pasar lama.

Jauh sebelum Pasar Wage berpindah ke lokasi sekarang sekitar tahun 1970-an. 

Ia mengaku penghasilannya tidak menentu. 

"Paling ada satu dua pembeli saja sehari. Sepi sekali sekarang," keluhnya.

Baca juga: Pemkab Banyumas Sediakan Joki Medsos untuk Pedagang Pasar Wage Purwokerto, Saingi Live TikTok?

Ia merasa tak mampu beradaptasi dengan sistem jualan online seperti anak-anak muda. 

"Saya tidak bisa jualan online, ndak ngerti caranya. Umur juga sudah segini," ucapnya.

Kemudian ada lagi Yance, pedagang lain yang sudah berjualan sejak 1980-an yang menyoroti persoalan tata letak pedagang yang semakin menyulitkan.

Ia menyebut banyak pedagang memilih berjualan di lorong pasar karena lebih mudah diakses pembeli, sehingga bagian dalam pasar justru makin sepi.

"Harusnya semua yang di lorong Pasar Wage masuk ke area dalam pasar, jadi para pembeli mau masuk ke dalam dan liat liat dagangan kami. Bilangnya pedagang yang di lorong, kalau dipindah ke dalam, malah gak laku," katanya.

Sebagian pedagang kini mencoba bertahan dengan mengikuti event luar pasar, seperti Sunday Morning di GOR Satria, Purwokerto. 

"Di sana lumayan ada pembeli, daripada nunggu di pasar yang makin sepi," ujar Yance.

Meski tergerus zaman, masih ada pembeli setia seperti Bu Harni (40) yang sesekali datang membeli pakaian langsung di pasar. 

"Kalau lihat langsung kan bisa lihat ukuran, bisa pegang bahannya. Tapi memang ya tetap di online lebih murah," ujarnya sambil memilih baju. 

Menanggapi keluhan pedagang, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Banyumas, Gatot Eko Purwadi, mengatakan berencana mengadakan pelatihan digitalisasi kepada para pedagang dan paguyuban pasar.

"Tahun ini anggaran masih kami usulkan karena Pak Bupati juga baru menjabat. Tapi ke depan, akan ada pelatihan agar pedagang tidak lagi sepenuhnya konvensional," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved