Berita Kesehatan

Waspada Leptospirosis saat Banjir, Berikut Cara Pencegahan dan Gejalanya

Dosen Fakultas Kedokteran Udinus memperingatkan bahaya Leptospirosis atau penyakit Weil yang muncul di saat banjir melanda.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/TITO ISNA UTAMA
Ilustrasi. Warga Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, menembus banjir untuk mengevakuasi barang berharga, Sabtu (16/3/2024). Genangan banjir berpotensi menjadi media penularan leptospirosis. Warga pun diminta waspada. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Cynthia Arsita memperingatkan bahaya Leptospirosis atau penyakit Weil yang muncul di saat banjir melanda.

Saat ini, potensi Leptospirosis pun meningkat akibat musim hujan yang masih melanda.

Cynthia mengatakan, Leptospiroris merupakan infeksi bakteri Leptospira sp yang dapat menyerang manusia dan hewan. 

Lantas, apa bahaya Leptospirosis dan bagaimana gejalanya serta cara pencegahannya?

Menular dari Hewan Pengerat

Cynthia menjelaskan, Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia. 

Bakteri itu biasanya menyebar melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan, semisal tikus atau anjing.

Kondisi seperti banjir sangat meningkatkan risiko penularan. 

Baca juga: 62 Warga Jateng Meninggal akibat Leptospirosis Pada 2024, Dinkes: Hindari Genangan Banjir

Penyakit tersebut, memiliki beberapa tahap gejala, mulai dari ringan hingga berat. 

Pada fase awal atau anikterik, penderita sering mengalami demam tinggi, nyeri otot terutama di betis, sakit kepala, serta mata merah.

"Jika tidak ditangani, gejala bisa berkembang menjadi lebih berat, seperti ikterus atau kuning pada kulit dan mata, gangguan ginjal, hingga gagal napas," tuturnya, Jumat (17/1/2025).

Picu Gagal Ginjal dan Paru-paru

Menurut Cynthia, fase berat dari Leptospirosis atau Weil’s Disease adalah komplikasi serius berupa perdarahan, gagal ginjal, dan gangguan paru-paru.

Pada kondisi tertentu, penyakit itu bisa berujung fatal, terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah. 

Upaya Pencegahan

Langkah pencegahan, kata Cynthia, merupakan kunci untuk menekan angka kasus Leptospirosis.

"Hindari kontak langsung dengan air yang diduga tercemar, gunakan pelindung seperti sepatu bot saat bekerja di area berlumpur dan pastikan makanan serta minuman terlindungi dari hewan pengerat," ujarnya.

Cynthia menekankan pentingnya memeriksa luka pada kulit agar selalu tertutup rapat. 

Dikatakannya, bakteri Leptospira dapat masuk melalui luka kecil sekalipun. 

Baca juga: 5 Warga Meninggal Akibat Leptospirosis di 2022, Dinkes Banyumas Gencarkan Sosialisasi PHBS

Dia pun mengingatkan agar warga menjaga kebersihan tubuh, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan. 

Harapannya, masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan bahaya Leptospirosis.

"Segera konsultasi ke dokter jika mengalami gejala Leptospirosis. Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah komplikasi."

"Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik, seperti doksisiklin atau penisilin untuk mengatasi infeksi."

"Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari penyakit ini," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved