Berita Banyumas

5 Warga Meninggal Akibat Leptospirosis di 2022, Dinkes Banyumas Gencarkan Sosialisasi PHBS

Sepanjang 2022, tercatat ada 75 kasus leptospirosis dengan lima kasus di antaranya meninggal dunia.

|
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
Wartakota/Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Poster sosialisasi leptospirosis yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sepanjang 2022, kasus leptospirosis di Kabupaten Banyumas mencapai 75 kasus dengan 5 kematian. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Sepanjang 2022, tercatat ada 75 kasus leptospirosis dengan lima kasus di antaranya meninggal dunia.

Terkait kondisi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas menggencarkan penyuluhan dan menyediakan alat periksa di puskesmas untuk menurunkan angka fatality rate.

"Selama 2022, ada 75 kasus. Sedangkan kematian, ada lima kasus."

"Kasus Leptospirosis di Banyumas tersebar di 16 kecamatan dan mayoritas pada laki-laki, 75 persen," ungkap Kepala Dinkes Banyumas dr Widyana G, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Waspada! 6 Warga Semarang Tewas Terserang Leptospirosis, DKK Minta Selalu Pakai Alas Kaki dan Tangan

Baca juga: Memasuki Musim Penghujan, Dinkes Jateng Minta Warga Mewaspadai DBD dan Leptospirosis

Angka ini cukup besar mengingat data di Jawa Tengah, kasus leptospiroris periode Januari-Agustus 2022 mencapai 374 kasus dengan 54 pasien meninggal.

Widyana mengatakan, warga yang terjangkit leptospirosis rata-rata pekerja di lingkungan genangan air yang kotor, semisal petani yang bekerja di ladang atau pencari kayu.

Dia menjelaskan, leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui air kencing tikus.

Bakteri leptospira mudah berkembang biak di lingkungan yang kotor.

Kondisi ini mudah sekali muncul di lingkungan permukiman di Banyumas.

Apalagi, cuaca ekstrem berupa banjir dan angin kencang yang memicu genangan air, masih terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, termasuk Banyumas.

Baca juga: Terpeleset ke Sungai Banjaran, Siswa SMP di Banyumas Tewas. Ditemukan setelah 30 Menit Pencarian

Baca juga: Polisi Tangkap Tersangka Baru Bentrok Ormas Lowo Ireng vs Pemuda Pancasila di Banyumas

Sementara, terkait persentase fatality rate kasus ini di Banyumas, Widyana mengatakan, mencapai 6.6.

"Grafik memang jumlahnya naik dibanding 2021. Jadi, upaya mulai dari ke masyarakat pasti ada penyuluhan."

"Faktornya, satu di antaranya, kurangnya pengetahuan dan penyuluhan, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," jelasnya.

Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan pimpinan di kecamatan untuk menggencarkan penyuluhan terkait penyakit ini.

"Pengendalian populasi tikus dan penyediaan alat periksa sehingga kami sediakan di puskesmas."

"Intinya, jangan terkena kuman dan jaga PHBS," jelasnya. (*)

Baca juga: Motor Tabrak Pikap di JLS Gandrungmanis Cilacap, Seorang Pelajar Tewas

Baca juga: Warga Diminta Waspada Bahaya Lahar saat Hujan di Puncak Merapi, Muntahan Awan Panas Tercatat 60 Kali

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved