Berita Kesehatan

Waspada! Kasus Cacar Monyet Mpox Meningkat, WHO Nyatakan Darurat Kesehatan Global

WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat global setelah melonjaknya kasus dan kematian akibat kejadian ini di wilayah Afrika.

Editor: rika irawati
FREEPIK
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat global setelah melonjaknya kasus dan kematian akibat kejadian ini di wilayah Afrika. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Varian baru cacar monyet atau mpox membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan status darurat kesehatan masyarakat global, Rabu (14/8/2024).

Varian baru yang ditemukan di Afrika ini dinilai lebih berbahaya dan cepat enyebar.

Hingga Rabu, WHO menemukan mpox varian baru di 13 negara di Afrika.

Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun organisasi tersebut mengeluarkan peringatan untuk penyakit tersebut.

Hal ini terjadi setelah wabah infeksi virus di Republik Demokratik Kongo (DRC) yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.

"Hari ini, komite darurat bertemu dan memberi tahu saya bahwa menurut pandangan mereka, situasi ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional."

"Saya telah menerima saran itu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.

"Ini adalah sesuatu yang seharusnya menjadi perhatian kita semua," lanjutnya.

Baca juga: Satu Pasien Cacar Monyet di Indonesia Meninggal Dunia, Alami Penyumbatan Usus dan Idap HIV

Tedros menegaskan, WHO berkomitmen mengoordinasikan respons global dalam waktu dekat.

WHO juga bekerja sama dengan negara yang terdampak untuk turun melakukan mencegah penularan, merawat mereka yang terinfeksi, dan yang terpenting menyelamatkan nyawa.

Deklarasi PHEIC dapat mempercepat penelitian, pendanaan, dan langkah-langkah kesehatan masyarakat internasional serta kerja sama untuk mengatasi suatu penyakit.

Deklarasi ini memicu respons darurat di negara-negara di seluruh dunia berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional yang mengikat secara hukum.

Gejala dan Cara Penularan

Mpox dapat menyebar melalui kontak dekat antar individu.

Meskipun biasanya ringan, penyakit ini dapat berakibat fatal dalam kasus yang jarang terjadi.

Penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah pada tubuh.

Wabah di DRC diawali dengan strain yang dikenal sebagai klade I, tetapi varian baru klade Ib tampaknya menyebar lebih mudah.

Strain ini telah terdeteksi di Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda, CDC melaporkan.

Awal pekan ini, badan kesehatan masyarakat tertinggi Afrika mengumumkan keadaan darurat mpox untuk benua itu.

Mereka menyebut, infeksi virus itu menyebar pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Hingga pekan ini, di benua Afrika dilaporkan 17.000 kasus mpox dan 517 kematian.

"Peningkatan kasus sebesar 160 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Baca juga: Data WHO, Setiap 30 Detik Ada 1 Kematian akibat Hepatitis. Bagaimana Kasus di Indonesia?

Ngashi Ngongo, Kepala Staf Badan Kesehatan Regional mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan gugus tugas kesehatan Uni Eropa dan produsen vaksin mpox Bavarian Nordic untuk menyediakan 215.000 dosis awal inokulan ke Afrika.

Ia mengatakan bahwa mereka masih merundingkan kesepakatan agar benua itu menerima dua juta dosis pada akhir tahun ini dan sepuluh juta pada akhir tahun 2025.

"Kami juga berencana mendistribusikan media, baik televisi maupun radio, untuk memastikan bahwa semua orang yang memiliki akses ke media tersebut juga dapat menerima pesan tersebut," kata Ngongo kepada Al Jazeera.

"Namun, perlu diingat bahwa 96 persen kasus terjadi di Republik Demokratik Kongo, dan 60 persen dari kasus tersebut terjadi pada kaum muda di bawah usia 18 tahun," imbuhnya.

Peringatan Kedua dalam Dua Tahun

Bentuk lain dari virus mpox – klade IIb – menyebar secara global pada tahun 2022.

Penularan klade ini sebagian besar melalui kontak seksual di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.

WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat pertama pada Juli 2022 yang berlangsung hingga Mei 2023.

Wabah tersebut, yang kini sebagian besar telah mereda, menyebabkan sekitar 140 kematian dari sekitar 90.000 kasus.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Melonjak Jadi 30 Orang, Semuanya Pria yang Tertular Lewat Hubungan Seksual

Di tengah wabah terbaru, Palang Merah mengatakan, pihaknya sedang meningkatkan tindakan kesiapsiagaan di seluruh Afrika, khususnya di DRC timur.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyuarakan "kekhawatiran mendalam" tentang penyebaran virus tersebut, Le Monde melaporkan.

Organisasi tersebut berjanji untuk "memainkan peran penting dalam membendung penyebaran penyakit, bahkan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau di mana kebutuhan paling besar". (Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO Nyatakan Monkeypox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat Global.

Baca juga: Ada Suntikan di Tubuh Dokter Residen Undip Semarang, Polisi Selidiki Alasan Kematian Korban

Baca juga: PCNU Kudus Buka Suara Soal Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Pembangunan NU Center: Kami Korban

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved