Berita Jateng

Kekeringan di Jateng Meluas, 30 Kabupaten/Kota Tetapkan Status Siaga Darurat

Kekeringan di Jawa Tengah meluas. Sebanyak 30 kabupaten/kota menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.

Editor: rika irawati
UNSPLASH/YODA ADAMAN
Ilustrasi kekeringan. Sebanyak 30 kabupaten/kota di Jateng telah menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sebanyak 30 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) telah menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Puncak kemarau di Jateng diperkirakan terjadi Juli ini.

"Saat ini, lima kabupaten/kota belum menetapkan (status darurat kekeringan) karena kondisinya masih aman," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, saat rapat Koordinasi Siaga Kekeringan bersama BNPB di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang Selasa (23/7/2024).

Nana mengatakan, Pemprov Jateng sudah mulai menyalurkan bantuan air bersih sejak Senin (22/7/2024).

Bantuan air bersih itu dikirim ke 33 desa di 25 kecamatan terdampak di 10 kabupaten/kota.

Total, ada 8.637 kepala keluarga (KK) atau 26.725 jiwa penerima manfaat bantuan air bersih itu.

Baca juga: 8 Kabupaten/Kota di Jateng Mulai Terdampak Kekeringan, Termasuk Banyumas dan Cilacap

Nana menambahkan, Pemprov Jateng telah menerbitkan surat edaran tentang antisipasi bencana kekeringan serta karhutla tahun 2024.

Dalam surat edaran itu, dia mengimbau bupati/wali kota meningkatkan kewaspadaan potensi bencana kekeringan dan karhutla dengan memetakan daerah rawan bencana di wilayah mereka masing-masing.

Kemudian, pemerintah daerah juga diminta memanfaatkan embung, membuat sumur bor, memantau ketersediaan air bersih, mendistribusikan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana kekeringan.

Selain itu, juga melarang aktivitas penggunaan bahan yang mudah menimbulkan percikan api atau kebakaran.

Bantuan Peralatan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, mulai pekan ketiga bulan Juli 2024, curah hujan di Jawa Tengah hanya 50 mm.

Situasi tersebut menunjukkan sudah masuk musim kemarau.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2024 ini akan lebih basah dan pendek dibandingkan kemarau tahun 2023.

"Meskipun tidak ada El Nino, bencana kekeringan di Jateng masih akan terjadi."

"Meskipun di awal sampai pertengahan tahun bencana di Jawa Tengah relatif tidak banyak tetapi harus tetap waspada."

"Per hari ini, sudah ada 30 daerah yang menetapkan siaga darurat kekeringan dan karhutla," kata Suharyanto.

Pada 2023, dia menyebut, kebakaran hutan, gunung, dan tempat pembuangan akhir (TPA) banyak terjadi di Jateng.

Baca juga: 1.227 KK di Cilacap Krisis Air Bersih, Kekeringan Hingga Air Sumur Tercampur Air Laut Jadi Pemicu

Suharyanto mengatakan, sebagai antisipasi kejadian itu, BNPB menyalurkan bantuan kepada 30 kabupaten/kota di Jateng berupa peralatan dan anggaran operasional.

BNPB dan Pemprov Jateng juga akan membantu distribusi air bersih dan penggalian sumur tersier.

"Karena itu, BNPB memimpin rakor dan memberikan bantuan ke 30 kabupaten/kota berupa peralatan penanggulangan bencana kekeringan maupun untuk anggaran operasional."

"Pak Pj Gubernur Jateng tadi juga memberikan penekanan, kami sepakat akan memberikan bantuan distribusi air untuk daerah yang membutuhkan," imbuhnya. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puncak Kemarau, 30 Daerah di Jateng Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan".

Baca juga: Tak Terima Dipecat karena Kasus Dugaan Asusila, Kades Sendangharjo Blora Siap Ajukan Banding

Baca juga: Dapat Ancaman Pembunuhan, Atlet Israel di Olimpiade 2024 Paris Dikawal Ketat Agen Bersenjata

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved