Pendidikan

Pusat Riset Gender Anak Unsoed Tingkatkan Kapasitas Penyintas Kekerasan Usia Anak

Program yang dijalankan di Kabupaten Banyumas ini bertajuk Penguatan Resiliensi dan Peningkatan Kapasitas Penyintas Kekerasan Usia Anak.

ist
Seorang survivor atau penyintas melakukan kegiatan penguatan resiliensi dan peningkatan kapasitas penyintas kekerasan usia anak, baru-baru ini. Pusat Riset Gender dan Anak Universitas Jenderal Soedirman (PRGA Unsoed) bermitra dengan Yayasan Sahabat Kapas Surakarta menyelenggarakan program dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam penanganan penyintas kekerasan usia anak di Kabupaten Banyumas. 

"Pemilihan lokus berdasarkan pada data Simfoni PPA Juni 2022 dengan lokus 5 Provinsi tertinggi dan 26 Kabupaten/Kota pada masing-masing Provinsi tertinggi untuk kasus kekerasan anak yaitu Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Sumatera Utara, dan DKI Jakarta".

"Dari data tersebut dipilih data anak yang sudah siap melakukan proses reintegrasi sosial, berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PPPA yang ada di wilayah tersebut," jelasnya.

Peningkatan Hardskill dan Softskill

Program lanjutan berjalan mulai Maret 2024 sampai dengan Juli 2024.

Kegiatan tersebut secara garis besar bertujuan untuk memberikan penguatan pada proses resiliensi penyintas usia anak melalui pelatihan bidang sosial, berupa hardskill untuk mengembangkan minat bakat anak, dan softskill untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak dalam menunjang fase reintegrasi sosial.

"Kegiatan yang diselenggarakan PRGA Unsoed dan Yayasan Sahabat Kapas di Kabupaten Banyumas ini berjalan secara bertahap".

"Diawali dengan pendataan dan penilaian kondisi mental emosional anak, serta identifikasi minat bakat masing-masing anak".

"Tahap pelatihan hardskill dan softskill dilakukan dengan melibatkan beberapa profesional, antara lain psikolog dari Yayasan Sahabat Kapas dan dosen-dosen dari Unsoed dengan kompetensi keahlian hukum, seni, dan olahraga," ucapnya.

Baca juga: Tingkat Kriminalitas di Purbalingga Naik 15 Persen di 2023, Kekerasan Seksual Menonjol

Dari kedua tahapan tersebut, di wilayah Kabupaten Banyumas mendapatkan target 60 penyintas usia anak di tahap pertama, dan 39 penyintas yang dilanjutkan ke tahap kedua.

Gambaran kondisi yang diperoleh dari kegiatan ini adalah korban kekerasan di Kabupaten Banyumas didominasi oleh perempuan dengan jenis kekerasan paling banyak dilaporkan adalah kekerasan seksual.

Setelah mengikuti dua kali kegiatan ini, para penyintas dan keluarganya menyatakan senang atas program dan kegiatan ini karena merasakan adanya dukungan dan perhatian, baik dari pemerintah maupun dari pelaksana program.

Pada bagian lain, sebagai penunjang proses reintegrasi sosial penyintas usia anak, yang sebagian besar merupakan anak usia sekolah, PRGA Unsoed dan Yayasan Sahabat Kapas juga melakukan penguatan komunitas, berupa peningkatan kapasitas Kader PKK se-Kabupaten Banyumas untuk penguatan lingkungan yang aman bagi penyintas, serta guru-guru di Kabupaten Banyumas sebagai upaya untuk membentuk sekolah sebagai rumah aman bagi penyintas usia anak.

"Sebagai puncak kegiatan, dilaksanakan Gelar Karya Anak Bangsa di mana para penyintas yang telah mengikuti rangkaian kegiatan ini secara lengkap, diberi kesempatan untuk menunjukkan minat, bakat, dan potensinya.

Selain itu juga dilakukan kegiatan channeling yaitu upaya pembentukan sinergitas antar stakeholderI agar tercipta layanan komprehensif dalam pemenuhan hak-hak anak tersebut.

Kegiatan berlangsung pada tanggal 4 Juli 2024 di Restoran d’Garden Purwokerto," imbuhnya. (*)

Baca juga: 4 Game Daring Diduga Jadi Pemicu Anak Lakukan Perundungan dan Kekerasan, Ada Mobile Legend

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved