Berita Semarang

9 Orang Dilaporkan Buntut Kericuhan Piala Bupati Semarang yang Melukai 2 Wasit, Ada Pemain Liga 1

Polres Semarang menerima laporan dugaan penganiayaan dua wasit pemimpin final Piala Bupati Semarang. Ada 9 terlapor, satu di antaranya pemain Liga 1.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
Tangkap Layar Video
Kericuhan pemain dan suporter di dalam lapangan saat turnamen sepak bola antar kampung Piala Bupati Semarang di Lapangan Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2024). Kericuhan ini diduga melibatkan pemain Liga 1 dan membuat dua wasit terluka. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Polres Semarang melakukan penyelidikan serta pemeriksaan terhadap peristiwa pengeroyokan wasit dalam turnamen sepak bola antar kampung (tarkam) Piala Bupati Semarang di Lapangan Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang berlangsung pada Minggu (2/6/2024) lalu.

Penyelidikan itu dilakukan seusai kuasa hukum kedua wasit melayangkan laporan pengaduan ke Polres Semarang pada Senin (3/6/2034) sore.

Ada sembilan orang yang dilaporkan atas dugaan penganiayaan wasit, satu di antaranya diduga pemain Liga 1.

Sebagai informasi, dua wasit tersebut dianiaya dalam babak final turnamen bertajuk Piala Bupati Semarang Bener Bersatu Cup 3 yang mempertemukan PS Putra Bakti (Desa Patemon, Kabupaten Semarang) melawan PS Ar Rafi (Ampel, Kabupaten Boyolali).

Wakapolres Semarang Kompol Fandy Setiawan menjelaskan kronologi yang menjadi penyebab kericuhan tersebut.

Dia menerangkan, peristiwa dimulai ketika wasit Hadi Suroso memberikan kartu merah kepada seorang pemain berinisial KJ bernomor punggung 9.

"Saudara BP (salah satu pemain) tidak terima keputusan wasit sehingga melakukan upaya pemukulan kepada wasit."

"Saudara BP kemudian juga diberikan kartu merah sehingga dengan kartu merah kedua ini terjadi kericuhan hingga wasit diganti," kata Kompol Fandy, Selasa (4/6/2024).

Hadi kemudian diganti wasit kedua, yaitu Ridwan Prayitno.

Saat pertandingan hampir berakhir, lanjut dia, Ridwan memberikan hadiah penalti kepada satu di antara kesebelasan.

Namun, keputusan itu kembali memicu kericuhan.

"Kemudian, suporter dan pemain tidak terima sehingga melakukan pemukulan (terhadap wasit)," imbuh Wakapolres.

Setelah kericuhan itu, pihak penyelenggara langsung menghentikan pertandingan.

Dua wasit, Hadi dan Ridwan, dievakuasi ke RST dr Asmir Salatiga untuk menjalani perawatan karena mengalami luka.

Hadi yang merupakan anggota TNI tersebut mengalami luka memar di punggung bawah sebelah kiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved