Berita Jateng
Babak Baru Konflik Perebutan Tahta Raja Keraton Surakarta, Tedjowulan Surati Putra Mahkota
Tedjowulan mengirimkan Surat Imbauan Menahan Diri kepada Pengageng Parentah Karaton Surakarta, KGPH Adipati Dipokusumo
Penulis: Wahyu Ardianti Woro Seto | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Menyikapi rencana jumenengan atau penobatan KGPAA Hamangkunegoro sebagai SISKS Paku Buwono XIV pada 15 November 2025, Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan mengirimkan Surat Imbauan Menahan Diri kepada Pengageng Parentah Karaton Surakarta Hadiningrat, KGPH Adipati Dipokusumo.
Surat bernomor 16/MM/KKSH/11-2025 tertanggal 14 November 2025 ini ditembuskan kepada Paranpara KGPH Hadiprabowo dan Pengageng Parentah Keputren GKR Alit.
"Kami mengingatkan agar yang bersangkutan dan pihak-pihak terkait untuk menahan diri. Kita masih dalam masa berkabung 40 hari atas Suruddalem/wafatnya SISKS Paku Buwono XIII dan fokus mendoakan Sawarga," tulis Tedjowulan, Jumat (15/11/2025).
Surat juga ditembuskan kepada Walikota Surakarta, Dandim 0735/ Surakarta, Kapolres Surakarta, Ketua DPRD Kota Surakarta, dan Kepala Kejaksaan Negeri Surakarta.
Menurut Kangjeng Pakoenegoro, juru bicara Maha Menteri Tedjowulan, imbauan menahan diri ini didasarkan atas amanah Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 430-9233 tahun 2017 tentang Penetapan Status dan Pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta yang menempatkan Maha Menteri sebagai pelaksana fungsi ad interim Paku Buwono XIII sampai adanya perobatan raja berikutnya.
Baca juga: Cair, Tenaga Kependidikan Kudus Terima Insentif Rp 100 Ribu per Bulan
Tugas ini diperkuat dengan Surat Mentteri Kebudayaan nomor 10596/ML.L/KB.10.03/2025 perihal Pengelolaan Keraton Surakarta Hadiningrat.
Mengenai pengukuhan KGPH Hangabehi sebagai KHPAA Amangkunagara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram Kaping VII oleh Ketua Lembaga Dewan Adat GKR Wandansari dalam Rembuk Keluarga pada 13 November 2025 di Sasana Handrawina, Keraton Surakarta Hadiningrat, disusul pengukuhan sebagai SISKS Paku Buwono XII, Maha Menteri juga telah mengirimkan surat keterangan kepada Menteri Kebudayaan.
“Kami jelaskan posisi Maha Menteri dalam kejadian itu, yaitu tidak tahu-menahu dan diminta langsung untuk menyaksikan," pungkas Kangjeng Pakoenegoro. (waw)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Keraton-Surakarta-jumenengan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.