Berita Pati
Tak Bergejala, Warga Pati Tolak Ikut Terapi Pencegahan TBC meski Berkontak Erat dengan Penderita
Banyak warga Pati menolak mengikuti program terapi pencegahan TBC meski berkontak erat dengan penderita.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI — Banyak warga Pati menolak mengikuti program terapi pencegahan TBC meski berkontak erat dengan penderita.
Penolakan ini satu di antaranya dipicu lantaran mereka tidak menunjukkan gejala.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Joko Leksono Widodo mengatakan, penolakan ini membuat angka capaian terapi pencegahan TBC di Pati hanya mencapai 2,3 persen dari target 5 persen.
"TPT atau terapi pencegahan TBC ini capaiannya memang rendah karena banyak kendala. (Rendahnya capaian) tidak hanya di Pati tapi di semua daerah," ungkap Joko seusai Dialog Bersama Gerakan Indonesia Akhiri TBC di Resto Winong 57 Pati, Selasa (30/4/2024).
Joko mengatakan, terapi pencegahan TBC ini diberikan kepada anggota keluarga sehat yang memiliki kontak erat dengan keluarga yang positif TBC.
Terapi dari DKK Pati ini diberikan secara gratis.
"Kendala yang dihadapi di antaranya, banyak yang menolak terapi karena belum merasa sakit atau belum bergejala."
"Akhirnya, pengobatan baru sepekan, sudah berhenti, tidak sampai tuntas. Itu membuat seringnya kegagalan pengobatan," ucap Joko.
Baca juga: Waspada! Anak Batuk Berdahak Lebih dari 2 Pekan Disertai Penurunan Nafsu Makan Bisa Jadi Tanda TBC
Menurut Joko, terapi pencegahan TBC ini bertujuan agar keluarga sehat yang berkontak erat dengan pasien TBC tidak tertular.
"Tapi susah karena yang diobati, orang yang sehat tetapi masih kontak. Kadang ada penolakan, tidak sakit, tidak positif TBC, kok diobati."
"Padahal, ini program biar tidak menular. Apalagi, menurut penelitian, 8-10 orang di sekitar (penderita TBC) akan tertular," jelas dia.
Menurut Joko, juga banyak terjadi lantaran jangka waktu terapi boleh dibilang tidak sebentar, mencapai enam bulan.
Baca juga: Pemancing Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai Jering Pati, Diduga Terpeleset saat Naik Getek
Sementara, Koordinator SSR Mentari Sehat Indonesia Pati Moh Yasir Al Imron berharap, stakeholder mulai dari PKK hingga kepala desa, dapat membantu percepatan penemuan kasus TBC serta pemberian TPT yang capaiannya masih rendah.
"Harapannya, stakeholder bisa berkontribusi, memberikan edaran informasi kepada posyandu untuk menekan dan menemukan kasus baru, termasuk TBC anak," harap dia.
Tahun ini, pihaknya akan menerjunkan kader TBC di posyandu desa-desa sehingga dapat membantu menemukan kasus baru serta melakukan penyuluhan maupun edukasi terkait masalah TBC. (*)
Baca juga: Anak Punk Tewas Terlindas Truk di Magelang, Jatuh saat Berniat Menumpang Truk Kontainer
Baca juga: Dibekali Smartcard, Jemaah Haji Indonesia Bakal Lebih Mudah Cari Informasi Lokasi Pelaksanaan Ibadah
Janji Perbaikan Jalan Rusak Tak Kunjung Dipenuhi, Warga Pagongan Pati Blokade Gerbang Pabrik SJB |
![]() |
---|
Soal Kenaikan Pajak PBB-P2, PCNU Pati Minta Keringanan untuk Warga Kurang Mampu |
![]() |
---|
Inisiator Demo Tolak Kenaikan Pajak PBB-P2 di Pati, Siap Kerahkan 15 Ribu Orang pada 13 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Di Pati, Kopdes Merah Putih Bisa Jalankan Usaha Poliklinik dan Apotek |
![]() |
---|
BKN Ultimatum Bupati Pati Jelaskan Pengangkatan Rini Susilowati Direktur RSUD, Dijawab Sekda Begini! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.