Berita Jateng

Parah! Penurunan Muka Tanah di Pesisir Pantura Jateng Capai 20 Sentimeter Per Tahun

Rob dan banjir di pesisir Pantura Jateng satu di antaranya dipicu penurunan muka tanah yang mencapai 20 sentimeter per tahun.

Editor: rika irawati
Tribunbanyumas.com/Iwan Arifianto
Pekerja pabrik di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah terpaksa terjang air rob, Jumat (2/12/2022). Rob dan banjir di pesisir Pantura Jateng satu di antaranya dipicu penurunan muka tanah yang mencapai 20 sentimeter per tahun. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Banjir di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah akhir-akhir ini tak hanya terjadi karena intensitas hujan tinggi tetapi juga penurunan muka tanah.

Bahkan, Anggota DPD RI Jawa Tengah Abdul Kholik menyebut, penurunan muka tanah di Pantura Jateng di Kota Semarang, Pekalongan, dan Demak, mencapai 20 sentimeter setiap tahunnya.

Angka ini lebih besar atau parah dari DKI Jakarta yang mencapai 10 sentimeter per tahun.

Kondisi land subsidence ini, menurutnya, meningkatkan risiko banjir di ketiga wilayah tersebut.

"Artinya, memang di sini (Jawa Tengah) yang lebih berisiko tinggi. Ada PP 13 Tahun 2017 terkait kebijakan untuk zero delta Q sebagai salah satu aspek pengendalian yang bisa diperketat," ujar Kholik usai FGD terkait solusi banjir Pantura Timur di kantor DPD RI Jateng, Rabu (24/4/2024).

Sebagai informasi, Zero Delta Q ialah kewajiban bagi setiap pelaku aktivitas pembangunan agar tidak mengakibatkan bertambahnya debit air yang akan masuk ke dalam sistem saluran drainase atau sistem aliran sungai.

Menurut Kholik, Zero Delta Q bisa diwujudkan lewat mengadakan sumur resapan, biopori, hingga penampungan air di kawasan perumahan.

Baca juga: Hati-hati! Jalan Pantura Kaligawe Semarang Tergenang Rob, Ketinggian Air Capai 40 Cm

Hal itu dinilai mampu menekan risiko banjir yang kerap merendam Jateng, khususnya di wilayah Pantura timur.

Permasalahan banjir ini juga perlu ditangani dari hulu, tengah, hingga ke hilir.

"Kalau di hulu, soal tata ruang dan penggunaan lahan. Di tengah, soal badan sungai. Serta, di hilir, soal land subsidence dan air pasang. Semua itu ada tupoksi beririsan," jelasnya.

Merespons terjadinya banjir, pemerintah pusat telah menggelontorkan Rp1,5 triliun untuk perbaikan tanggul jebol di sejumlah sungai di Jateng.

Baca juga: Butuh Rp8 Triliun Cegah Banjir, BBWS Pemali Juana Berencana Normalisasi Sungai Jalur Jratun Seluna

Namun, Kholik menilai, penyelesaian masalah banjir di Pantura timur ini membutuhkan anggaran lebih besar, hingga Rp8 triliun.

"Tadi, disebut ada dukungan pusat sampai Rp1,5 triliun, tapi kebutuhan total sampai Rp8 triliun. Nanti kami komunikasikan agar prioritas penanganan banjir Pantura, termasuk Pantura timur, menjadi prioritas di pusat," katanya. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun".

Baca juga: Tak Kuat Tahan Nafsu yang Memuncak, Pegawai Warung Bakso di Banyumanik Semarang Perkosa Rekan Kerja

Baca juga: Serangan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas Berlanjut, Kini Gugat ke PTUN Jakarta

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved