Berita Jateng
Kejadian tak Terduga Saat Gus Mus Nyoblos di TPS, Surat Suara Capres Tiba-tiba Tidak Ada
Usai mencoblos di bilik suara, Gus Mus sempat agak kebingungan mencari surat suara berwarna abu-abu untuk dimasukkan ke kotak
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: khoirul muzaki
Gus Mus berharap, lewat Pemilu ini terpilih pemimpin yang mengerti rakyatnya, jujur, amanah, dan bertanggung jawab.
"Saya berdoa supaya dapat pemimpin yang baik, yang dipilih oleh Allah. Kemarin saya doanya supaya kita jangan diberi penguasa yang tidak takut pada Tuhan dan tidak punya belas kasihan terhadap rakyat. Itu doa saya," jelas Gus Mus.
Baca juga: Kesan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Jadi Pemilih Pemula di Pemilu 2024: Senang Bisa Berpartisipasi
Ditanya mengenai suara kalangan Nahdliyin yang terbelah pada Pemilu kali ini, Gus Mus menanggapi santai.
Menurut dia, hal tersebut sangat wajar mengingat bahwa NU merupakan organisasi terbesar di dunia.
"Berapa kali (lipat) penduduk Malaysia (warga) NU itu? Beberapa negara dijadikan satu, baru sama (jumlahnya) dengan warga NU. Disuruh jadi satu tidak bisa. Selamanya ndak bisa dadi siji. Karena NU banyak. Yang cuma sedikit saja dijadikan satu tidak bisa, apalagi sebanyak itu. Orang NU juga sudah biasa," papar dia.
Hanya saja, menurut Gus Mus, hal itu sepatutnya hanya untuk konteks Pemilu saja. Setelah itu kehidupan kembali seperti biasa.
"Ini hanya untuk Pemilu saja. Setelah itu biasa, mau apa lagi. Rakyat sudah berkali-kali menghadapi pemilu. Setelah ini seperti biasanya. Yang tani tetap tani, pegawai tetap pegawai, pedagang tetap berdagang, wartawan tetap wartawan, mau apa lagi?" ungkap Gus Mus retoris.
Untuk diketahui, sebelum Gus Mus mencoblos, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf terlebih dahulu menyalurkan hak pilihnya di TPS 003 yang lokasinya berhadapan persis dengan TPS Gus Mus. (mzk)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.