Berita Semarang

Soal Insiden Kekerasan di RSI Sultan Agung Semarang, Dewan Pengawas Buka Suara

Manajemen rumah sakit telah menggelar rapat bersama sejumlah pihak, mulai dari dokter, komite medis, direktur, hingga yayasan. 

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Rustam Aji
UNISSULA
KAMPUS UNISSULA - Pihak kampus Unissula Semarang buka suara soal dosen yang diduga mengancam dan menganiaya nakes RSI Sultan Agung Semarang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG – Akhirnya pihak Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang angkat bicara soal dugaan kekerasan terhadap tenaga kesehatan yang viral di media sosial.

Hal itu sebagaimana disampaikan Dewan Pengawas RSI Sultan Agung, dr Farhat Suryaningrat,yang menegaskan permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara internal.

"Manajemen rumah sakit telah menggelar rapat bersama sejumlah pihak, mulai dari dokter, komite medis, direktur, hingga yayasan," jelasnya. 

Menurutnya, dari hasil pembahasan, disepakati penyelesaian dilakukan secara internal dengan sejumlah perbaikan prosedur serta pemberian sanksi.

“Intinya tadi sudah diselesaikan secara internal. Tetap ada punishment kepada beberapa pihak yang terlibat di situ. Tapi detailnya masih kita hitung-hitung, yang jelas ada,” kata Farhat kepada Tribunjateng.com, Senin (8/9/2025).

Farhat menegaskan, RSI Sultan Agung berkomitmen untuk melindungi tenaga kesehatan yang bertugas. 

Selain itu, persoalan ini juga sudah dikomunikasikan dengan pihak Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) sebagai institusi yang menaungi rumah sakit.

Baca juga: Terungkap Identitas Dosen Unissula Semarang Diduga Aniaya Nakes RSI Sultan Agung, Begini Kata Kampus

 

Ia juga memastikan dokter yang sempat dikabarkan menjadi korban tetap bekerja seperti biasa. 

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak rumah sakit akan memperketat SOP, serta perlindungan terhadap tenaga kesehatan dan dokter yang bertugas, termasuk meningkatkan respons cepat terhadap keluhan pasien dan keluarga pasien.

“Intinya di internal kita ada perbaikan-perbaikan. Nanti laporan internal juga kita perkuat agar teman-teman lebih responsif menghadapi keluhan,” jelasnya.

Kronologi Kejadian

Farhat menjelaskan, insiden bermula ketika istri dari Dias menjalani proses persalinan dengan kondisi risiko tinggi. 

Dokter sebenarnya telah memberikan opsi operasi caesar, namun keluarga pasien bersikeras menginginkan persalinan normal.

Setelah bayi lahir, kondisi sempat menegangkan karena sang ibu dinilai membutuhkan penanganan tambahan. 

Baca juga: Empat Menteri Disebut Bakal Diganti Sore Ini, Presiden Prabowo Panggil Sejumlah Tokoh ke Istana

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved