Berita Jateng

Aktivis Lingkungan Ungkap Kelemahan Andal Proyek Tol Semarang-Demak: Justru Perparah Amblesan Tanah

Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Maleh Dadi Segoro menilai ada 6 kelamahan analisis dampak lingkungan hidup proyek tol Semarang-Demak.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Pengerjaan tanggul laut sekaligus Tol Semarang-Demak seksi 1 di pesisir Pantai Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Sabtu (29/7/2023). Pembangunan tanggul laut ini tak hanya membabat hutan mangrove tetapi juga merugikan nelayan. 

Padahal, ekosistem akuatik yang menyebabkan biota pantai atau laut yang ditangkap nelayan tidak bisa berkembang.

Kelima, TTLSD akan menghilangkan akses warga ke kawasan pantai.

Terakhir atau keenam, Andal TTLSD tidak detail dalam menyampaikan darimana bahan urugan untuk pembangunannya akan didatangkan.

"Ada potensi kerusakan ekologi di Kecamatan Pabelan, Bawen, Kabupaten Semarang; Kaliwungu, Kabupaten Kendal; dan Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan akibat pengambilan material urugan yang digunakan untuk reklamasi wilayah pesisir untuk proyek TTLSD," lanjut Iqbal.

Pihaknya juga memprediksi beberapa dampak sosial-ekologis yang bakal terjadi akibat proyek tersebut, di antaranya, risiko banjir di wilayah pesisir akan semakin parah dengan penutupan lima sungai yang direncanakan untuk TTLSD.

Ada sekitar 46 hektar kawasan hutan bakau yang akan terdampak TTLSD.

"Hilangnya mata pencaharian para petambak udang dan kepiting di sepanjang wilayah pesisir Semarang-Demak karena berkurangnya kawasan hutan bakau dan pembebasan lahan tambak," jelasnya.

Dampak selanjutnya, berupa perubahan arus laut ke arah timur memperparah abrasi di wilayah pesisir Demak.

Hal ini menyebabkan banyak warga di wilayah Kecamatan Sayung, semisal Tambaksari, Morodadi, dan Timbulsloko, harus berpindah.

Baca juga: Pro Kontra Eksploitasi Pasir Laut untuk Bangun Tol Semarang-Demak, DPR Minta Ada Kajian

Di Timbulsloko, abrasi yang semakin parah mengakibatkan hilangnya tambak-tambak warga yang juga berarti hilangnya mata pencaharian warga dari sektor perikanan.

"Rob yang terjadi sudah tidak dapat diprediksi sehingga warga harus terus-menerus berada dalam situasi tidak menentu," katanya.

Dampak lain, peningkatan air laut ke arah timur karena adanya perubahan arus air laut, menyebabkan sumur-sumur air tawar di daerah timur TTLSD mengalami intrusi air tawar.

Ini berarti, sumber-sumber air tawar di wilayah timur mulai berkurang.

"Pembangunan TTLSD diduga kuat menyebabkan air bawah tanah yang digunakan oleh warga Timbulsloko Demak sebagai salah satu sumber air bersih kondisinya semakin parah berupa air berwarna coklat," paparnya.

Pembanguan proyek TTLSD mengancam pula sumber penghasilan warga pesisir, di antaranya para pengojek perahu wisata pemakaman Syech Mudzakir di Tambaksari, Desa Bedono, Sayung.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved