Berita Banyumas

Kajian Akademisi Unsoed Purwokerto soal 'Ndasmu'

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsoed, Dr Siti Junawaroh, SS, MHum mengatakan, kata 'ndasmu' terdiri atas dua morfem, yaitu ndas (kepala) dan mu (kamu).

ist/dok pribadi
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr. Siti Junawaroh. Kata 'ndasmu' sedang ramai menjadi perbincangan. Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) membeberkan kajian. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Kata 'ndasmu' sedang ramai menjadi perbincangan. Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) membeberkan kajian.

Diberitakan sebelumnya kata 'ndasmu' dilontarkan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto di depan kader partai saat acara internal Gerindra.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsoed, Dr Siti Junawaroh, SS, MHum mengatakan, kata 'ndasmu' terdiri atas dua morfem, yaitu ndas (kepala) dan mu (kamu) atau yang berarti 'kepalamu'.

Baca juga: Kata Ndasmu Menurut Budayawan Banyumas Ahmad Tohari

Ia menjelaskan, menurut tingkat tutur bahasa Jawa 'ndas' merupakan kata dalam Bahasa Jawa ngoko.

Ngoko adalah bahasa yang lazim digunakan oleh penutur bahasa dalam berbicara secara akrab (intim) dengan lawan bicaranya.

Penutur akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

Misalnya, sesuatu yang menjengkelkan atau membuat hati marah.

Baca juga: Viral, Pernyataan Ndasmu Etik dari Prabowo. Ini Kritikan sejumlah Pakar

"Dalam situasi tersebut, pemakai bahasa terkadang menggunakan berbagai ungkapan makian untuk mengekspresikan kemarahan atau ketidaksenangan terhadap suatu hal yang menimpanya. 

Penggunaan anggota tubuh biasa digunakan sebagai bentuk makian," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (20/12/2023).

Siti Junawaroh menjelaskan, bentuk makian adalah sarana kebahasaan yang dibutuhkan oleh penutur untuk mengekpresikan ketidaksenangan dan mereaksi berbagai fenomena yang menimbulkan perasaan seperti itu.

Selain anggota tubuh, referensi kata makian dapat berupa keadaan, binatang, benda, kekerabatan, mahluk halus, aktivitas, profesi, dan seruan. 

Untuk dapat menggali tuturan tersebut makian atau tidak, dapat dijelaskan dengan konteks.

Tuturan "Ndasmu" diucapkan dalam acara Rakornas Gerindra, Di atas mimbar yang diikuti oleh ratusan audiens di kalangan partai Gerindra pada Minggu, 10 Desember 2023 di Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Kondisi fisik berkumpul di satu ruang besar dengan kondisi psikologis peserta Rakernas pendukung Prabowo.

Baca juga: FK Unsoed dan Sido Muncul Kerja Sama Pengembangan Obat Herbal

Siti Junawaroh mengungkapkan bahwa participant (peserta) terdiri atas penutur dan pendengar merupakan orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang turut dikenali sebagai peserta.

Penutur adalah Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Calon Presiden no urut 2. 

Pendengar adalah kader Gerindra.

Ends (Tujuan) adalah hasil yang ingin dicapai oleh peserta dalam komunikasi.

Kajian Akademis

Berdasarkan kajian akademis, tujuan tuturan 'ndasmu' sebagai bentuk ekspresi kecewa dan marah yang ingin disampaikan kepada pendukungnya.

Act Sequence (rangkaian tindakan) adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan peserta dalam komunikasi, termasuk tindakan bahasa dan nonbahasa.

Baca juga: AIESEC in Unsoed Gelar Seminar Youth Today x Join AIESEC, Diikuti 500 Orang

Rangkaian tindakan dalam dialog ini melibatkan tindakan memulai percakapan, menyampaikan pesan, dan memberikan penutup.

Key (Kunci) adalah faktor-faktor yang penting atau relevan untuk situasi komunikasi tertentu, termasuk norma, nilai, kepercayaan, dan konteks budaya.

Kunci dari komunikasi ini adalah menghangatkan suasana dalam orasi. 

Instrumentalities (alat) adalah gaya bahasa, aksen, dialek, dan gaya nonverbal yang digunakan oleh peserta dalam komunikasi.

Gaya bahasa yang dipakai ekspresif. 

Gaya nonverbal berupa mimik wajah dan Gerakan tubuh atau tangan ketika berpidato. 

Norms (norma) adalah aturan atau norma yang mengatur perilaku peserta dalam komunikasi, termasuk norma sosial dan bahasa.

Baca juga: Gandeng Unsoed, PNM Purwokerto Beri Pelatihan UMKM di Cilongok Banyumas

Peserta harus memahami norma-norma ini untuk berkomunikasi secara efektif dan menghindari kesalahan atau kesalahpahaman.

Genre (jenis) adalah bentuk-bentuk atau jenis-jenis komunikasi yang digunakan dalam situasi tertentu, termasuk pidato.

Andersson dan Trudgiil menuturka, ada empat fungsi kata makian yaitu, fungsi explerive yang berarti untuk menyatakan emosi dan tidak ditunjukkan langsung pada orang lain.

Fungsi abusive yang berarti penggunaan makian yang langsung ditunjukkan pada orang lain.

Fungsi humorous yang berarti penggunaan makian yang merujuk langsung pada orang lain, tetapi sebagai bentuk humor bukan dalam maksud menghina.

Fungsi auxiliary yang berarti menggunakan makian yang tidak langsung merujuk pada orang lain, melainkan sekedar cara bicara yang sering kali tidak sungguh-sungguh. (*)

Baca juga: Pasutri Dikukuhkan Jadi Profesor Unsoed Tepat 17 Tahun Usia Pernikahan

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved