Berita Banyumas
Kata 'Ndasmu' Menurut Budayawan Banyumas Ahmad Tohari
Menurut pengarang trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk tersebut, ungkapan 'ndasmu' biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Budayawan dan sastrawan kondang asal Banyumas, Ahmad Tohari, ikut mengomentari kata 'ndasmu' yang tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Menurutnya, 'ndasmu' merupkan bahasa yang sangat kasar.
Sebelumnya, disebutkan bahwa kata 'ndasmu' kerap dipakai sebagai bahasa keseharian orang Banyumas.
Baca juga: Kaesang Jawab Kegundahan Sukarno di Purwokerto : Koruptor Tidak Takut Dipenjara
"Itu bagian dari omongan kasar.
Itu omongan yang tidak sopan," kata Ahmad Tohari, Selasa (19/12/2023).
Menurut pengarang trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk tersebut, ungkapan 'ndasmu' biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Atau bisa pula sedang sangat tidak setuju dengan sesuatu hal.
Baca juga: Viral, Pernyataan Ndasmu Etik dari Prabowo. Ini Kritikan sejumlah Pakar
"Tapi itu jarang dikatakan.
Tidak menjadi bahasa sehari-hari" tutur penulis novel Bekisar Merah itu.
Menurut dia, kata 'ndasmu' tidak pantas disampaikan di khalayak atau di depan banyak orang.
Sebab, sekali lagi itu bukan bahasa yang lazim digunakan dalam keseharian.
Ia tak menampik, orang-orang Banyumas dikenal sebagai sosok yang suka blak-blakan dan menyampaikan sesuatu sebagai apa adanya.
Orang Banyumas disebutnya, suka berterus terang daripada berpura-pura.
Namun, semua itu disampaikan dalam koridor bahasa yang sopan.
Baca juga: Diserang Isu HAM di Debat Perdana Capres, Prabowo Tunjukkan Dukungan Tahanan Politik Sekarang
Kata 'ndasmu' menjadi perbincangan publik setelah video calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto tersebar luas.
Prabowo menyampaikan hal tersebut di depan kader Partai Gerindra saat pertemuan internal.
'Ndasmu' pun menjadi perbincangan di sejumlah akun media sosial.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik, ndasmu etik,” ucap Prabowo dalam video tersebut.
Dalam bahasa Indonesia ndasmu berarti 'kepalamu'. (*)
Baca juga: Jelang Debat Capres, Prabowo Berkelakar: Kumaha Engke
Tidak Anarkis, Massa di Banyumas Hanya Nyalakan Lilin untuk Menuntut Keadilan untuk Kematian Affan |
![]() |
---|
Di Purwokerto, Solidaritas untuk Affan: Serukan 'Bubarkan DPR' dan Hukum 'Polisi Pembunuh Ojol'! |
![]() |
---|
Driver Ojol dan Mahasiswa Nyalakan 1000 Lilin untuk Affan Kurniawan, Aksi Solidaritas dari Banyumas |
![]() |
---|
Kreasi Dosen Amikom Purwokerto Ciptakan Wayang dari Limbah Kertas Semen |
![]() |
---|
Polresta Banyumas dan PWI Tanam Pohon di Lereng Gunung Slamet Kalipagu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.