Berita Jateng
Rumah Anak SIGAP Beri Pemahaman Pengasuhan Anak untuk Cegah Stunting di Banyumas
Presentase pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif oleh para ibu menyusui di Kabupaten Banyumas mencapai 60 persen.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
Ketua Tim Pengendalian Percepatan Stunting (TPPS) Kabupaten Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan stunting harus diselesaikan semua pihak.
"Dari tahun 2021 kasus stunting di Banyumas adalah 21,5 persen.
Kemudian turun di 2022 menjadi 16,6 persen berdasarkan survey dari status gizi Indonesia," jelasnya.
Sadewo mengatakan 1 sampai 2 dari 10 anak di Banyumas berpotensi bertubuh pendek.
Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Krisianto mengatakan audit dilakukan selama Februari hingga Agustus.
Kabupaten Banyumas sendiri mentargetkan menurunkan angka stuntid hingga di angka 8 persen jauh dari target nasional di angka 14 persen.
Tim Percepatan Stunting Banyumas sudah setidaknya mengintervensi 50 persen baduta.
Tim Percepatan Kasus Stunting Banyumas mencoba melakukan intervensi secara langsung agar dapat menurunkan angka anak gagal tumbuh tersebut.
Baca juga: Lebih Irit, 400 Petani Purbalingga Terima Bantuan Pompa Air Bahan Bakar Gas
Ada dua jenis intervensi yang dilakukan yaitu intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
Intervensi sensitif adalah berupa perbaikan sanitasi, membuat jamban sehat, termasuk juga edukasi pola asuh.
Sementara intervensi spesifik adalah contohnya adalah dengan pemberian makanan tambahan.
"Kita mendirikan dapur sehat yang memasak khusus untuk baduta, memberilkan nasi lauk pauk, memastikan makanan benar-benar dimakan anak tersebut," katanya.
Tim Pengendalian Percepatan Stunting (TPPS) Kabupaten Banyumas dengan seluruh OPD memegang satu kecamatan di Banyumas untuk sama-sama membantu. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.