Berita Nasional

Calon Dokter Spesialis di RS Milik Kemenkes Dirundung, Menkes Temukan Buku Panduan Buatan Senior

Praktik perundungan terjadi pada calon dokter spesialis dari senior mereka di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Editor: rika irawati
WARTAKOTA/YULIANTO
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja dengan DPR RI. Dalam konferensi pers, Jumat (18/8/2023), Budi mengungkap adanya praktik perundungan atau bullying yang dialami calon dokter spesialis di tiga rumah sakit milik Kemenkes. Bahkan, ada buku panduan terkait perundungan itu. 

"Kemudian, ada aturan di rumahnya Kemenkes yang mewajibkan bahwa seseorang itu sebagai peserta didik (melakukan hal yang) tidak ada hubungan dengan pendidikan sama sekali, malah harus mengeluarkan uang dan tertulis terdokumentasi. Itu enggak bagus," ucap Budi.

Menkes juga menemukan para dokter residen kerap dijadikan asisten atau pembantu pribadi dokter senior.

Tugasnya jauh dari pendidikan calon dokter spesialis yang harusnya diterima.

Laporan lain yang ia terima, banyak dokter residen yang diminta membuatkan tugas para dokter senior, meliputi tugas menulis jurnal, membuat penelitian, dan lain-lain.

Hal ini membuat para junior tidak mendapatkan hak yang semestinya untuk belajar.

Baca juga: Upaya Lindungi Anak dari Perundungan dan Kekerasan, Gubernur Ganjar Luncurkan Aplikasi Jogo Konco

Jenis perundungan lain bahkan melibatkan uang. Budi menerima beberapa laporan yang meminta dokter residen mengumpulkan uang bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Uang tersebut akan dipakai untuk keperluan senior yang bermacam-macam, misalnya, kata Budi, membayar rumah kontrakan untuk dokter senior berkumpul, dengan nilai mencapai Rp50 juta per tahun.

Ada pula yang meminta dokter residen membelikan makanan untuk para dokter senior.

"Praktik suka sampai malam, sama rumah sakit dikasih makan malam. Makan malamnya enggak enak, kita maunya makanan Jepang. Jadi, tiap malam mesti keluarkan Rp5 juta-Rp10 juta untuk seluruhnya ngasih makan-makanan Jepang," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, 20 Juli 2023 lalu.

"Atau, misalnya, sepekan sekali mau pertandingan bola, suruh sewain lapangannya. Kemudian, sewain sepatunya. Junior mesti mengeluarkan uang mengumpulkan untuk itu," ujar dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkes Temukan Buku Panduan Bernuansa "Bullying" Calon Dokter Spesialis di RS".

Baca juga: Pesawat Tabrak Kendaraan di Jalan Raya Selangor Malaysia, 10 Orang Tewas. Ada Anggota Parlemen

Baca juga: Waduh, Timnas Indonesia U-23 Kehilangan Komang dan Titan Jelang Pertandingan Perdana Piala AFF U-23

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved