Tambang Emas Ilegal Longsor

Cerita Penambang Emas Ilegal di Ajibarang Banyumas, Pipa Blower Pemasok Oksigen Jadi Alat Komunikasi

Para penambang emas di Ajibarang Banyumas, menggunakan pipa blower pemasok oksigen sebagai alat komunikasi dengan penambang di atas. Begini ceritanya.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
Tribunbanyumas.com/Permata Putra
Proses penyedotan air di lubang tambang emas Kecamatan Ajibarang Banyumas, Rabu (26/7/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Memasuki lubang sempit berdiameter 80-90 cm menjadi keseharian para penambang emas di Grumbul (Dusun) Tajur RT 05 RW 03, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Lewat cara merangkak mereka kemudian memasuki lubang tambang berkedalaman 40 sampai 60 meter.

Tiga orang pekerja tambang emas asli Banyumas, yaitu Nino (40), Agus (40), dan Darkim (45), menceritakan pengalaman mereka bekerja mengais emas.

Keberanian dan kenekatan para pekerja tambang emas itu sangat berisiko karena nyawa menjadi taruhan.

Kejadian delapan penambang terjebak dan belum berhasil dievakuasi, kini membuat mereka berpikir dua kali untuk kembali mencari emas.

Baca juga: Kisah Pekerja Tambang Emas Ilegal Disebut Si Raja Tikus, Cari Urat Emas di Kedalaman Tanah

Nino menceritakan, kondisi di dalam area tambang sangat gelap.

Penerangan sangat bergantung pada lampu senter atau head lamp yang dibawa.

Ada tiga alat utama yang mereka gunakan atau andalkan ketika menambang.

Pertama, pipa blower yang berfungsi mengalirkan oksigen.

Pipa blower ini juga menjadi alat komunikasi dengan petugas yang berada di atas.

Kedua, pipa penyedot air. Pipa ini bekerja 24 jam setiap hari untuk menyedot air di lubang yang ditambang.

Lantaran fungsinya yang cukup penting dan tak boleh berhenti demi keselamatan penambang, mesin ini segera diganti saat terasa panas.

Dan Ketiga, adalah dril atau alat bor yang digunakan untuk mengebor tanah yang akan ditambang.

"Kami kasih kode pakai tali dan kompresor untuk udara, termasuk untuk makanan."

"Jadi, ngomong aja langsung pakai pipa blower pipa panjang itu," ujar Nino kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (27/7/2023).

Dia sendiri dapat masuk dan menambang di dalam selama setengah hari.

Bahkan, pernah juga 24 jam full berada di area tambang.

"Di dalam itu jalurnya seperti tangga dan didalamnya ada yang namanya Raja Tikus yang akan mengikuti jalur urat-urat emas," katanya.

Baca juga: Proses Evakuasi Penambang Emas di Ajibarang Banyumas Terkendala Medan, Lubang hanya Cukup Satu Badan

Lubang berdiameter 90 centimeter itu hanya disangga kayu-kayu balok.

Dalam satu lubang tambang, bisa dimasuki sampai 10 orang pekerja tambang yang bekerja secara tim.

"Di dalam bisa 10 orang, ada yang ngedrill atau nge-bor dan ada yang mengankut material pakai karung," jelasnya soal pembagian tugas kerja.

Dari penambangan itu, kata Nino, penghasilan yang diperoleh secara tim sekitar Rp1 juta sampai Rp5 juta.

"Kalau sehari, ya bisa sampai Rp100 ribu. Tapi, sering zonk (tidak dapat apa-apa) juga," ungkapnya.

Nino dan kawan-kawannya sudah bekerja 10 tahunan sejak ada penambangan emas pada 2014 silam.

Tambang emas rakyat di Grumbul (Dusun) Tajur RT 05 RW 03, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, diapit dua sungai, yaitu Sungai Tajur dan Sungai Datar.

Berdasarkan informasi yang diceritakan oleh pekerja tambang lain, Agus (40), butuh modal ratusan juta untuk membuka lapak atau buka satu area lubang tambang.

"Satu lapak ratusan juta, bisa Rp300 juta-Rp500 juta, mahalnya itu karena perlengkapannya juga, kayu dan lain sebagainya," jelasnya.

Namun, meski bekerja di dalam lubang sempit, ternyata, mereka dapat melakukan aktivitas lain, semisal merokok, makanan, minum, dan duduk selonjoran, bahkan ngopi dan tiduran. (*)

Baca juga: 12 Produk Kosmetik dan Obat Tradisional Berbahaya Beredar di Pasaran, BPOM Rilis Daftarnya

Baca juga: Duh, Benteng Vastenburg Solo Disita Kejaksaan. Terkait Korupsi Jiwasraya oleh Benny Joko Saputro

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved