Tips Kesehatan

Makin Sering Terjadi, Ini Pertolongan Pertama pada Orang yang Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah kondisi yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, racun atau bahan

|
Editor: Pujiono JS
CANVA
Keracunan makanan adalah kondisi yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, racun atau bahan kimia. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Akhir-akhir sering terjadi keracunan makanan secara massal.

Pada Senin (13/2/2023) sebanyak sepuluh siswa SD Negeri 2 Mejobo Kudus dilarikan ke Puskesmas Jepang setelah mengalami muntah dan lemas.

Mereka diduga keracunan jajanan makaroni telur (maklor) dan jagung serut keju (jasuke) yang dibeli dari pedagang kaki lima (PKL) di depan sekolah.

Baca juga: Dinkes Cilacap Ambil Sampel Makanan Diduga Pemicu Keracunan di Mujur Lor, Segera Diuji di Lab

Baca juga: Puluhan Warga Mujur Lor Cilacap Dilarikan ke RS. Alami Mual Muntah Diare, Diduga Keracunan Makanan

Baca juga: Kasus 26 Siswa SDN 2 Mejobo Kudus Keracunan Jajanan: Maklor dan Jasuke Terbukti Mengandung Bakteri

Baca juga: 17 Siswa MIN 2 Kalibalik Batang Diduga Keracunan Sereal, Jajan di Kantin Sekolah Seusai Olahraga

Kurang lebih sebulan sebelumnya, yaitu pada Kamis (12/1/2023), belasan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kalibalik Banyuputih, Batang dilarikan ke puskesmas terdekat.

Mereka diduga mengalami keracunan makanan seusai jajan di kantin sekolah.

Para siswa itu mengeluh mual, kepala pusing, dan muntah-muntah seusai mengkonsumsi jajanan sereal.

Kasus terbaru, puluhan warga Mujur Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah menunjukkan gejala keracunan pada Selasa (28/2/2023).

Mereka diduga mengalami keracunan makanan dari hajatan tetangga.

Keracunan makanan adalah kondisi yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, racun atau bahan kimia.

Keracunan makanan dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, diare, sakit perut, demam dan lemas.

Jika tidak ditangani dengan baik, keracunan makanan dapat menyebabkan dehidrasi, shock dan bahkan kematian.

Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi keracunan makanan massal:

1. Identifikasi sumber keracunan.

Cari tahu apa yang dikonsumsi oleh para korban dan apakah ada orang lain yang mengalami gejala serupa.

Jika memungkinkan, simpan sampel makanan atau minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

2. Bantu para korban untuk berbaring dan beristirahat.

Jika mereka merasa mual atau sakit perut, biarkan mereka berbaring dengan posisi kepala lebih rendah dari badan untuk mengurangi tekanan pada lambung.

Jika mereka muntah, bantulah mereka untuk membersihkan mulut dan hidung dari sisa-sisa muntah.

3. Berikan air minum secara bertahap.

Para korban harus minum air putih atau cairan elektrolit (seperti oralit) secara perlahan-lahan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare.

Hindari memberikan susu, kopi, teh atau minuman beralkohol karena dapat memperparah gejala.

4. Hubungi bantuan medis segera jika kondisi para korban memburuk atau tidak membaik dalam 24 jam.

Tanda-tanda bahwa para korban membutuhkan perawatan medis segera antara lain: dehidrasi berat (mulut kering, mata cekung, kulit kusam), shock (denyut nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun atau kejang-kejang.

5. Berikan obat-obatan sesuai kebutuhan.

Ada beberapa obat yang dapat membantu mengurangi gejala keracunan makanan seperti antiemetik (untuk menghentikan muntah), antidiare (untuk menghentikan diare), antipiretik (untuk menurunkan demam) dan analgesik (untuk meredakan nyeri).

Namun sebelum memberikan obat-obatan tersebut pastikan bahwa para korban tidak alergi terhadapnya.

Akan lebih baik jika obat-obatan itu diberikan setelah mendapatkan rekomendasi dari tenaga medis.

Pertolongan pertama pada korban keracunan makanan massal sangat penting untuk dilakukan agar dapat menghindari komplikasi yang lebih serius.

Selain itu juga penting untuk melakukan pencegahan dengan cara menjaga kebersihan dan kesegaran bahan pangan serta memasaknya dengan benar sebelum dikonsumsi. (***)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved