Konflik Rusia Ukraina
Warga Rusia Berbondong-bondong Tinggalkan Negaranya untuk Menolak Mobilisasi Perang
Jumlah orang Rusia yang memasuki Finlandia dan negara eropa meningkat dua kali lipat sejak Moskow mengumumkan mobilisasi parsial untuk perang
Penulis: Andra Prabasari | Editor: Pujiono JS
TRIBUNBANYUMAS.COM- Jumlah orang Rusia yang memasuki Finlandia dan negara eropa meningkat dua kali lipat sejak Moskow mengumumkan mobilisasi parsial untuk perang di Ukraina, kata juru bicara badan perbatasan kepada AFP pada Jumat (23/9/2022).
Baca juga: Empat Wilayah Ukraina Menyatakan Merdeka, Siap Gelar Referendum Gabung Rusia
Baca juga: Rusia Mulai Ketakutan dengan Serangan dari Ukraina
Baca juga: Ukraina Unggul dalam Peperangan, Rusia Tawarkan Referendum di Wilayah yang Telah Dikuasai
Banyak dari mereka yang pergi dengan alasan menghindari recruitment untuk menjadi tentara dalam serangan perang melawan Ukraina.
Penduduk Rusia yang berusaha melarikan diri dengan cara melewati perbatasan darat dan maupun udara dengan membeli tiket pesawat, dikutip dari Kompas.com.
Mungkin dari mereka ini sebuah keputusan yang sulit untuk meninggalkan rumahnya masing-masing.
Ivan, seorang perwira cadangan Rusia megatakan “saya memutuskan pergi pada hari Kamis, motivasi saya untuk pergi karena tidak mendukung apa yang dilakukan oleh Rusia” ungkapnya kepada CNN.
“Kalau hari ini saya tidak pergi, kemungkinan nanti saya akan terkurung disini” tambahnya.
Alexey, seorang pria berusia 29 tahun yang tiba di Georgia dari Rusia melalui bus pada hari Kamis, mengatakan kepada CNN bahwa keputusan itu sebagian dari keinginannya yang kuat.
Baca juga: Dukung Ukraina, Ben Stiller dan Sean Penn Dilarang Berkunjung ke Rusia
Baca juga: Rusia Siap Teken Perjanjian Damai Namun Ragukan Niat Ukraina
Baca juga: Puluhan Mayat Warga Sipil Ditemukan di Bucha Ukraina, Diduga Korban Pembantaian Tentara Rusia
"Setengah dari keluarga saya adalah orang Ukraina, dan saya tidak mau menjadi tentara yang akan menyerang wilayah Ukrania, saya pikir keputusan ini sangat tepat” katanya.
Putin menyatakan pada hari Rabu bahwa 300.000 pasukan cadangan akan direkrut, karena Moskow berusaha untuk mengisi kembali pasukan yang berkurang setelah kalah dari serangan Ukrania bulan ini.
Langkah ini diatur untuk mengubah ruang lingkup invasi Rusia dari serangan lawan, yang sebagian besar dilakukan oleh sukarelawan untuk menjadi tentara yang melibatkan sebagian besar penduduknya.
Pengumuman itu memicu keributan bagi beberapa orang Rusia, yang didapat dari Telegram. Dengan adanya berita tersebut orang-orang mulai panik dan mencari cara untuk melarikan diri dari negaranya dengan kendaraan darat atau udara, bahkan ada yang nekat naik dengan sepeda.
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Merebut Lagi Semua Daerah di Sekitar Kiev, Pasukan Rusia Mulai Menarik Diri
Baca juga: Dubes Rusia Pastikan Putin Datang Langsung ke Indonesia pada KTT G20
Baca juga: Anak Kos, Siap-siap! Konflik Rusia-Ukraina Dapat Memicu Kenaikan Harga Mi Instan. Ini Penjelasannya
Dari rekaman video media Kazakhtan tampak kemacetan yang terjadi dekat perbatasan Rusia- Kazakhstan sehingga membentuk garis panjang di lalu lintas. Dalam postingan tersebut kendaraan tersebut telah berhenti selama 10 jam.
“Mobil tidak bisa berjalan karena kemacetan, ini semua karena orang berbondong-bondong ingin lari dari Rusia” kata orang dalam video itu.
Di Bandara Istanbul pada hari Jumat, terdapat siswa berusia 18 tahun bernama Daniel mengatakan kepada CNN tentang rencananya untuk menunggu di Turki.
Dia terbang ke Turki pada hari Jumat untuk liburan yang telah dipesan sebelumnya adanya pengumuman mobilisasi, dia harus menghadapi kehidupan baru di negara itu.