Berita Cilacap
Ramaikan Runtah Fashion Week, Pelajar SD dan SMP di Cilacap Kenakan Busana dari Daur Ulang Sampah
Puluhan pelajar SD dan SMP di Cilacap menampilkan busana dari sampah yang didaur ulang dalam Runtah Fashion Week di Karangtalun, Cilacap, Sabtu.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Puluhan anak yang merupakan siswa SD dan SMP berlenggak-lenggok bak model profesional di red carpet di Lapangan Damarjati, Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Sabtu (27/8/2022).
Mereka tengah mengikuti 'Runtah Fashion Week' yang digelar PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap.
Uniknya, pakaian yang mereka tampilkan berasal dari sampah yang didaur ulang.
Ada yang menggunakan bahan kantong semen, kantong plastik warna-warni, koran, pecahan kepingan DVD, daun kering, bahkan ada yang menggunakan gelas minuman dari plastik.
Itu sebabnya, acara ini diberi nama Runtah yang berarti sampah.
Baca juga: Jadwal Liga 2 Grup Tengah, Laga Pembuka Persijap Jepara Tandang ke Markas PSCS Cilacap
Baca juga: Meriah! Puluhan Ribu Penonton Ramaikan Karnaval Pembangunan di Cilacap
Mayoritas pakaian yang dikenakan para pelajar itu adalah buatan tangan orangtua mereka. Namun, ada pula yang dibuat secara berkelompok.
Satu di antara peserta, Zahra Aura (14), siswa SMP Negeri 6 Cilacap, mengaku merangkai busana bersama teman-temannya.
Butuh waktu sepekan bagi mereka menyelesaikan gaun yang indah dipandang dan nyaman saat dipakai dalam fashion show.

Memanfaatkan kantong semen, pelepah jagung kering, koran, serta kepingan DVD, Zahra memakai gaun dengan judul 'kurangi sampah, daur ulang lebih baik'.
Baca juga: Penghuni Tengah Tertidur Lelap saat Rumahnya Terbakar di Majenang Cilacap, Bagaimana Nasibnya?
Baca juga: Detik-detik Rumah Warga Sidanegara Cilacap Terbakar, Radio Mati hingga Tetangga Cium Bau Gosong
"Senang sekali bisa ikut event ini karena tidak semua orang bisa mengikuti. Untuk busana, kami rancang bersama teman-teman juga," ujar Zahra kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu.
Sementara, Manager CSR PT SBI Cilacap Dewi Hestya mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mengedukasi masyarakat agar mengolah atau mendaur ulang sampah.
"Berbagai macam kegiatan itu sebenarnya untuk memudahkan masyarakat menerima, tidak semua masyarakat itu mampu menerima sistem edukasi secara formal. Sehingga, kami menampilkan juga dalam bentuk-bentuk kreasi seperti festival busana," ungkap Dewi. (*)
Baca juga: Alhamdulillah, Dana Desa Boleh Dipakai untuk Operasional Pemeritah Desa. Berlaku Mulai 2023
Baca juga: Banjir Penonton! Festival Kentongan di Alun-alun Purbalingga Meriah, Diikuti 18 Kelompok Kecamatan
Baca juga: Seluruh Calon Penumpang Kereta Api Jarak Jauh Kini Wajib Vaksin Booster, Berlaku Mulai 30 Agustus
Baca juga: Berlangsung Tertutup, Lima Tersangka Bakal Jalani Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J