Berita Nasional

Menko Luhut Ungkap Kenaikan Harga BBM Diumumkan Presiden Jokowi Minggu Depan

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bicara ke publik terkait kenaikan harga BBM minggu depan.

Editor: Pujiono JS
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Antrean panjang pemotor saat mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Candi Mas Purwokerto, Jumat (12/8/2022). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bicara ke publik terkait kenaikan harga BBM minggu depan. Subsidi BBM dinilai sudah terlalu membebani APBN. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bicara ke publik terkait kenaikan harga BBM minggu depan. Subsidi BBM dinilai sudah terlalu membebani APBN.

Harga Pertalite disebut-sebut akan naik menjadi Rp 10.000 per liter, atau meningkat Rp 2.350 dari posisi saat ini Rp 7.650 per liter.

Baca juga: Antrean Panjang Beli Pertalite di SPBU Purwokerto Banyumas Sering Terjadi, Ini Kata Pertamina

Baca juga: Tak Harus Punya Aplikasi MyPertamina, Begini Cara Beli Pertalite dan Solar Bersubsidi di SPBU

Baca juga: Antrean Pertalite SPBU di Jepara Selalu Panjang, Pemkab Ajukan Penambahan Kuota Ke BPH Migas

Sinyal kenaikan Pertalite awalnya disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang menyebut harga BBM subsidi berpotensi naik.

“Menaikkan harga pertalite yang kita subsidi cukup banyak dengan juga tadi solar, itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat. Nanti mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana mengenai kenaikan harga ini," jelas Luhut dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin dipantau seperti dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (19/8/2022).

Ia menambahkan, presiden sudah mengindikasikan (harga BBM) tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena harga BBM di Indonesia adalah yang termurah di kawasan.

"Kita jauh lebih murah dari yang lain, itu beban terlalu besar kepada APBN kita,” imbuhnya.

Ia mengatakan, APBN telah menanggung subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 502 triliun. Nilai tersebut setara dengan 18,21 persen target APBN tahun 2021 yang sebesar Rp 2.750 triliun.

Subsidi BBM Tak Mungkin Ditambah

Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kepastian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, yaitu Pertalite dan Solar pada minggu depan.

Baca juga: Siap-siap! Mobil Mewah Bakal Dilarang Beli Pertalite

Baca juga: Konsumsi Pertalite Jateng Naik 16 Persen, Pertamina Pastikan Stok dan Pasokan Lancar

Baca juga: Pertalite Kini Disubsidi, Pertamina Tak Lagi Izinkan Pembelian Menggunakan Jeriken

Menurutnya, saat ini pemerintah tengah menghitung baik dan buruknya dari keputusan penyesuaian harga BBM tersebut. Penyesuaian harga BBM memang pasti akan berdampak pada konsumsi masyarakat. Akan tetapi, karena sasaran BBM bersubsidi tersebut tidak tepat sasaran, anggaran yang dikeluarkan dari kantong APBN itu makin membengkak.

“Minggu depan presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana kenaikan harga (BBM bersubsidi),” tutur Luhut dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin secara virtual, Jumat (19/8).

Adapun Luhut mengatakan, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan berbagai indikasi untuk memberikan bantalan subsidi BBM untuk menjaga daya beli masyarakat yang kurang mampu. Namun Presiden mengatakan tidak mungkin subsidi tersebut terus ditambah dan dipertahankan.

“Presiden sudah indikasikan, tidak mungkin kita pertahankan terus. Kita ini harga BBM paling murah sekawasan ini, kita jauh lebih murah dari yang lain. Itu (subsidi BBM) terlalu besar kepada APBN kita,” jelasnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan tahun depan anggaran subsidi akan diturunkan jauh di bawah anggaran subsidi energi dan kompensasi saat ini yang sebesar Rp 502 triliun.

misalnya saja dengan pengalihan kendaraan dari berbasis BBM menjadi kendaraan listrik, hingga penggunaan bensin campuran dari kelapa sawit B40.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved