Berita Cilacap
Hampir Semua Kelas Atapnya Ambrol, Siswa SD Negeri 3 Sadahayu Cilacap Belajar di Gedung Posyandu
Siswa SD Negeri 3 Sadahayu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, terpaksa belajar lesehan di gedung Posyandu desa setempat.
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Siswa SD Negeri 3 Sadahayu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, terpaksa belajar lesehan di gedung Posyandu desa setempat.
Ini terjadi karena bangunan sekolah rusak parah. Atap sejumlah kelas juga ambrol sehingga membahayakan siswa.
Atap bangunan sekolah yang berada di perbatasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini, nyaris ambruk.
Kepala SD Negeri 3 Sadahayu, Setu Ali Santoso menceritakan, ada empat ruangan yang rusak.
Kondisi ini terjadi sudah cukup lama.
Tiga ruang digunakan untuk kelas dan satu ruang untuk para guru.
"Ruang kelas sudah lama tidak ada renovasi, sudah sekitar 14 tahun," kata Setu saat dihubungi, Senin (25/7/2022).
Baca juga: Terganggu Asap Kebakaran Tempat Pembuangan Limbah Kayu, 25 Warga Karangpucung Cilacap Mengungsi
Baca juga: 787 CPNS Pemkab Cilacap Terima SK PNS, Bupati Tatto: Kinerja dan Loyalitas Harus Meningkat
Kondisi itu mengakibatkan atap bangunan perlahan-lahan ambruk akibat termakan usia.
"Awalnya, yang rusak berat ruang kelas 3, atap meleot sehingga pada bulan Juni kemarin, sebagian genting jatuh," ungkap Setu.
Beruntung, saat itu, siswa sedang menjalani libur kenaikan kelas sehingga tidak sampai menimbulkan korban.
Akhirnya, berdasarkan hasil musyawarah bersama wali murid dan pihak desa, sejak tahun ajaran 2022/2023, kegiatan belajar mengajar (KBM) dipindah ke bangunan Posyandu.
Keputusan tersebut tepat. Sebab, tak lama berselang dimulainya KBM di Posyandu, giliran atap ruang kelas 1 yang ambrol.
"Selang beberapa hari, atap ruang kelas 1 ambrol. Beberapa hari berselang, atap kelas 3 ambrol lagi, tambah parah," ujar Setu.
"Sekolah, sekarang kosong blong, ruang guru juga dikosongkan. Kami takut (ambruk lagi) karena itu merupakan satu bangunan, tinggal nunggu waktu saja," sambung Setu.
Permintaan Renovasi Belum Direspon
Setu mengatakan, terkait kondisi ini, sekolah tak tinggal diam.
Sebelum ambruk, pihaknya telah mengusulkan renovasi gedung sekolah ke dinas terkait.
"Sejak saya bertugas di situ, pada Oktober 2021, sudah mengusulkan sarana prasana bangunan," ujar Setu.
Namun, usulan tersebut, hingga saat ini, belum direalisasikan.
Baca juga: 46 KK di Desa Perbatasan Jateng-Jabar di Cilacap Terima Bantuan Jambanisasi Pemprov Jateng
Baca juga: Jembatan Utama Ambrol, Warga Jetak Cilacap Terpaksa Lewati Jembatan Bambu 22 Meter
Informasi yang diterima Setu, alasannya, SD tersebut hanya memiliki 26 siswa.
Mereka, saat ini, duduk di kelas 2, 4, dan 6.
"Penerimaan siswa baru di sini, dua tahun sekali karena warganya sedikit. Ini hanya satu kadus atau satu kampung," kata Setu.
Menurut Setu, sebelumnya, sempat ada wacana regrouping sekolah namun ditolak warga Dusun Tembong, tempat SD Negeri 3 berdiri.
"Warga menolak keras karena jarak dengan SD Negeri 1 jauh, mungkin sekitar 5 kilometer dari SD Negeri 3," ujar Setu.
Selain itu, akses jalan yang dilalui juga sulit karena kontur naik turun dan berliku.
"Jarakanya terlalu jauh dan sulit. Kalau gerimis, mobil dan motor enggak bisa jalan, guru sini ada yang jatuh, tiga kali jatuh," kata Setu.
Bahkan, ketika gerimis, para guru memilih meninggalkan sepeda motor di jembatan sebelum tanjakan dusun tersebut.
"Guru milih melanjutkan jalan kaki ke sekolah, jaraknya sekitar 3 kilometer," ujar Setu.
Atas kondisi tersebut, Setu berharap, ada perhatian dari pihak terkait agar proses pendidikan di dusun terpencil itu terus berjalan.
Untuk menuju dusun tersebut, memerlukan waktu hingga 1 jam menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Kecamatan Majenang.
"Setiap warga berhak mendapat pendidikan yang layak, itu yang saya perjuangkan, termasuk sarprasnya yang memenuhi syarat."
"Mudah-mudahan, ini jadi perhatian, ini juga harapan wali murid agar anak bisa aman belajar," harap Setu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BERITA FOTO: Melihat SDN 3 Sadahayu, 14 Tahun Tak Direnovasi, Bangunan Nyaris Ambruk hingga Belajar di Posyandu".
Baca juga: Odong-odong Tertabrak Kereta di Kragilan Serang, 9 Orang Tewas. Warga Sempat Teriak Ingatkan Sopir
Baca juga: 7 Kiat Cari Aman Bonceng Anak Naik Motor
Baca juga: Polisi Ungkap Detik-detik Pembunuhan dan Mutilasi Warga Tegal di Ungaran Semarang
Baca juga: Kasus Mutilasi di Ungaran Semarang, Pelaku Potong Tubuh Korban Jadi 11 Bagian di Kamar Mandi Kos