Berita Cilacap
Jembatan Utama Ambrol, Warga Jetak Cilacap Terpaksa Lewati Jembatan Bambu 22 Meter
Warga Dusun Jetak, Desa Sindangbarang, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, terpaksa melintasi jembatan bambu untuk menyeberang Sungai Dermaji.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Warga Dusun Jetak, Desa Sindangbarang, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, terpaksa melintasi jembatan bambu untuk menyeberang Sungai Dermaji.
Jembatan tersebut dibangun secara swadaya sebagai pengganti sementara jembatan permanen yang ambruk diterjang banjir, Minggu (26/6/2022) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Grumbul (Dusun) Cikangkareng dengan Jetak.
Kepala Dusun Jetak, Desa Sindangbarang, Sutomo mengungkapkan, jembatan permanen patah setelah tiang jembatan tak kuasa menahan derasnya arus sungai.
Beban tiang bertambah lantaran aliran sungai juga membawa sampah dan bambu yang tersangkut.
Baca juga: Bupati Cilacap Tatto Pamuji Diperiksa KPK, Jadi Saksi Kasus Dugaan Suap Budhi Sarwono
Baca juga: Datangi Pos Damkar Kroya, Warga Nusawungu Cilacap Minta Bantuan Petugas Lepas Cincin
Rusaknya jembatan sepanjang 22 meter dan lebar 3 meter itu mengganggu perekonomian warga.
"Sementara, kami buat jembatan darurat gantung dari bambu sesuai saran dari BPBD, Koramil, dan Forkopimcam Karangpucung setelah mengecek lokasi. Jembatan darurat dibangun agar aktifitas warga di Grumbul Cikangkareng tetap berjalan," jelas Sutomo, Rabu (20/7/2022).
Menurut Sutomo, ada 19 rumah di Dusun Cikangkaren, atau ada 22 kepala keluarga (KK) terdiri dari 74 jiwa, yang terdampak ambruknya jembatan tersebut.
Walaupun jumlah jiwa yang terdampak sedikit, akan tetapi, Sutomo mengatakan, keberadaan jembatan tersebut sangatlah vital bagi warga Desa Sindangbarang.
Selain akses bagi warga yang tinggal di dusun tersebut, jembatan juga menjadi menjadi sarana petani menuju sawah dan perkebunan mereka.
"Yang paling penting karena ada areal persawahan seluas kurang lebih 20 hektar di sana. Jadi, jembatan sangat penting untuk arus lalu lintas para petani, seperti sekarang, sedang musim panen padi," ujar Sutomo.
Sementara itu, kondisi jembatan darurat berupa bambu rakit yang dibangun warga lewat kerja bakti sudah bisa dilalui warga untuk beraktivitas.
Berdasarkan pantaun Tribunbanyumas.com, jembatan darurat ini tak hanya dilewati warga yang berjalan kaki tetapi juga sepeda motor.
Baca juga: Terpeleset saat Mencari Siput, Remaja asal Bulaksari Cilacap Tewas Tenggelam di Sungai Cimeneng
Baca juga: Jemaah Haji Cilacap Dijadwalkan Tiba di Asrama Donohudan 3 Agustus 2022, Tak Ada Karantina
Rata-rata, kendaraan tersebut digunakan petani membawa hasil panen.
"Setiap hari, warga Dusun Jetak kerja bakti di sini. Kurang lebih, setiap harinya 30 orang," ucap Sutomo menceritakan proses pembangunan jembatan.