Penyakit Mulut Kuku
Hewan Kurban Diperkirakan Melonjak di Semarang, Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Naiknya Gila-gilaan!
Meski belum memastikan terkait harga hewan kurban nantinya, Ika menyebutkan, diperkirakan akan mengalami lonjakan cukup signifikan.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kepala Unit Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Semarang, Ika Nurawati menuturkan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memberikan dampak pada harga hewan kurban mendekati Iduladha 2022.
Meski belum memastikan terkait harga hewan kurban nantinya, Ika menyebutkan, diperkirakan akan mengalami lonjakan cukup signifikan.
Baca juga: Tips Aman dari Ahli, Mengolah Daging saat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku PMK
Untuk saat ini saja, ia menyebutkan, kenaikan setiap ekor sapi berada pada kisaran Rp 1 juta dari tahun lalu.
Kenaikan dimungkinkan masih terjadi jelang Iduladha nanti.
"Terus terang di lapangan harga sapi ini naiknya 'gila-gilaan'.
Kami belum berani memastikan harga.
Untuk sekarang, kenaikannya itu bisa sekitar Rp 1 juta - Rp 1,2 jutaan dari tahun kemarin," jelasnya.
Baca juga: Saran Ahli! Ini Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban Iduladha saat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku PMK
Sementara ia melanjutkan, kenaikan harga yang terjadi ini cukup wajar di tengah menipisnya pasokan dan adanya isu PMK yang merebak.
"Harga sapi pasti (mengalami) kenaikan, jadi harus selektif.
Petani kalau sapi sehat dijual dengan harga tinggi, kalau ada harga rendah kami malah curiga jangan-jangan ini sapi yang sakit.
Itu kami waspadai," tukasnya.
Baca juga: Persiapan RPH Jelang Iduladha di Tengah Wabah Penyakit Mulut Kuku PMK
Terpisah, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPDS) Semaran,g Hery Setiawan sebelumnya menyebutkan, terkait harga daging sapi terjadi kenaikan saat jelang Ramadan dan Idulfitri.
Adapun total kenaikan Rp 12.000 untuk setiap kilogram sapi, kemudian turun sebesar Rp 2.000 pasca lebaran.
Saat ini, pedagang daging di pasar-pasar menjual daging dengan kisaran Rp 135 ribu sampai Rp 140 ribu per kilogram.
"Harga daging sapi mencapai sekitar Rp 140 ribu.
Dengan penurunan Rp 2.000, pedagang menyesuaikan karena pedagang juga menjual daging berbeda-beda, ada yang bersih, semi kotor, dan lain sebagainya," terangnya.
Baca juga: Soal Penyakit Mulut Kuku PMK Hewan Ternak, Ahli Undip: Timbulkan Kerugian Ekonomi Tinggi!
Hery tidak memungkiri dengan penurunan harga tersebut, harga daging sapi tetap naik tahun ini.
Kenaikan seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata terjadi saat hari besar.
Menurut dia, kenaikan harga terjadi karena tingginya permintaan.
Ia menyebutkan, melonjaknya permintaan yang di luar perkiraan ini membuat banyak pedagang yang kehabisan stok sapi.
Hal itu membuat para pedagang terpaksa mengambil porsi sapi yang seharusnya dikeluarkan pasca lebaran.
"Stok menipis sekali karena (Lebaran) kemarin (permintaan) deras.
Akhirnya barang yang harusnya dikeluarkan pasca lebaran, dihabiskan kemarin," ungkapnya.
Baca juga: Penanganan Penyakit Mulut Kuku PMK di Jateng, Tim Surveilans Terus Jalan, Vaksin Segera Siap
Di sisi lain, ia menyebutkan, pihaknya sebelumnya telah mencari pasokan sapi dari wilayah Jawa Timur.
Namun, permintaan cukup tersendat sebab adanya isu penyakit mulut dan kuku di wilayah tersebut.
"Kami cari di Jawa Timur, mendapat informasi soal isu penyakit mulut dan kuku.
Jadi harus benar-benar steril, ke sini dalam kondisi sehat," imbuhnya. (*)
Baca juga: Proses Penyembuhan dari Penyakit Mulut dan Kuku Lama, Satu Sapi di Cilacap Terpaksa Dipotong