Tips Kesehatan

Apa Perbedaan Batuk TBC dan Biasa? Ini Penjelasan Dokter RSND Undip

Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit menular.Pada umumnya menyerang paru-paru.

SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI - Seseorang batuk pada malam hari. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit menular.

Pada umumnya menyerang paru-paru.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bisa menyerang organ tubuh lain.

"Gejala TBC ada yang khas dan tidak khas.

Yang khas seringnya batuk darah.

Sedangkan yang tidak khas seperti batuk berdahak biasa, penurunan berat badan, dan meriang," kata dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro (RSND Undip), Dinda Saraswati dinukil dari laman Undip, Rabu (30/3/2022).

Baca juga: Waspada saat Ada Bercak Putih di Retina Mata Anak, Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Mata

Jika sudah mengalami gejala TBC, kata dia, tidak ada salahnya untuk screening ke fasilitas kesehatan untuk mengetahui kondisi jenis batuk.

Menurutnya, TBC bukan karena genetik, melainkan karena kontak erat.

Artinya bisa saja tinggal satu rumah lalu kontak dekat dengan penderita dalam waktu yang cukup lama, bisa terjadi penularan.

"Kuman TB ini memang sudah terbukti tidak tahan terhadap sinar matahari.

Apabila terkena sinar matahari dalam waktu setengah jam, kumannya yang ada di udara akan mati," tuturnya.

Baca juga: Pasien Diabet Rawan Alami Gangguan Penglihatan, Begini Saran Dokter Spesialis Mata RSI Banjarnegara

Ia menyampaikan, penyembuhan TBC, tetap menggunakan obat anti TB yang telah diterapkan Kementerian Kesehatan.

Dimana, pengobatannya dengan mengkonsumsi obat setiap hari selama 6 bulan untuk kasus yang tidak resistensi obat.

Tetapi, apabila pasien tersebut terkena TB yang jenis resistensi obat makan, pengobatannya akan lebih panjang dan dengan kombinasi obat yang lebih kompleks.

"Kuman TB saat menginfeksi paru-paru seperti membangun rumah.

Batuk berdarah atau tidak, tergantung seberapa luas kerusakan yang diakibatkannya, apakah ia mengenai pembuluh darah atau tidak.

Semua batuk darah belum tentu TB sehingga harus memeriksakan diri untuk memastikannya dan kita juga selalu mengedukasi masyarakat jika batuk darah segera periksa," lanjutnya.

Baca juga: Saran Penting Dokter Ahli THT RSI Banjarnegara bagi Pemakai Alat Bantu Pendengaran

Kalau sudah mengetahui ada yang terdiagnosis TB, otomatis Puskesmas atau RT atau RW menyarankan untuk screening satu rumah yang kontak dekat.

"Meskipun terdeteksi TB, pasien tersebut jika di rumah, masih bisa bersosialisasi.

Tentu saja dengan menjaga jarak dan menggunakan masker," tegasnya.

Pengobatan TB ini memerlukan waktu lama sehingga dukungan terhadap pasien terutama keluarga sangat penting.

Misalnya dengan mengingatkan mengkonsumsi obat, menjaga gizi, dan tidak dikucilkan dari lingkungan.

"Kita mesti meningkatkan pengetahuan dan kesadaran bagaimana upaya untuk memutus mata rantai TB, menemukan orang yang terkena TB sekaligus mengawal dan melanjutkan pengobatan sampai tuntas.

Sehingga TB tidak akan menular pada orang lain," kata dokter Dinda.

Baca juga: Dokter RSI Banjarnegara Ungkap Bahaya Vape bagi Kesehatan Gigi dan Mulut: Flek hingga Infeksi Gusi

Ia menambahkan bahwa TB ini tidak hanya di paru, kuman TB bisa menginfeksi semua organ di seluruh tubuh.

Alangkah baiknya jika ada gejala segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dipastikan apakah sakit TB atau bukan.

Apabila memang TB harus diobati hingga tuntas.

Hari Tuberkulosis (TB) sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret.

Menurut sejarah, pada 24 Maret 1882 Robert Koch pertama kali menemukan kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberkulosis.(*)

Baca juga: Pengin Wajah Kamu Glowing Terus? Dokter RSI Banjarnegara: Kuncinya Adalah Kurangi Konsumsi Gorengan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved