Imlek 2022
Bersiap Rayakan Imlek, Kelenteng Boen Tek Bio Mandikan Rupang. Ini Maknanya
Menjelang perayaan Imlek, umat Tionghoa dan pengurus Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas menjamas pusaka dan patung di kelenteng, Rabu (26/1/2022).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Menjelang perayaan Imlek, umat Tionghoa dan pengurus Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas menggelar jamasan pembersihan pusaka dan patung kelenteng, Rabu (26/1/2022).
Warga Tionghoa membersihkan Kelenteng Boen Tek Bio di Kabupaten Banyumas dibantu pula warga sekitar.
Mereka membersihkan peralatan ibadah dan memandikan kimsin (rupang), patung dewa-dewi yang tersimpan di dalam klenteng.
"Pemandian rupang merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan setiap 10 hari menjelang Tahun Baru Imlek."
"Pemandian rupang ini adalah bentuk penghormatan kepada para leluhur atau para dewa sebagai perantara antara manusia dan Yang Maha Kuasa," ujar Humas TITD Boen Tek Bio, Sobita Nanda, kepada Tribunbanyumas.com.
Baca juga: Tak Betah di Pondok, Dua Santriwati di Banyumas Kabur dan Karang Cerita Diculik serta Diperkosa
Baca juga: Dinperindag Banyumas Pantau Penjualan Minyak Goreng di Minimarket: Tidak Ada yang Menimbun
Baca juga: Polresta Banyumas Giatkan Razia, Sasar Pelaku Balap Liar dan Motor Berknalpot Brong
Baca juga: Tuntut Ganti Rugi Pelebaran Jalan, Warga Pegalongan Banyumas Blokade Jalan Menuju TPA
Menurut Sobita, pemandian kimsin dan rupang dilaksanakan karena warga Tionghoa meyakini, saat ini, Dewa Dapur dan para suci, naik ke langit untuk melaporkan kejadian atau peristiwa selama satu tahun terakhir kepada Tuhan.
Klenteng Boen Tek Bio, memiliki sekitar 40 kimsin dan 18 altar, satu di antaranya, altar Mbah Kuntjung.
Altar Mbah Kuntjung merupakan leluhur masyarakat Kejawen yang sudah ratusan tahun membantu para kongco dalam memberikan sawaban (berkah) kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Penghormatan diberikan kepada Mbah Kuntjung dengan membuatkan meja altar leluhur Kejawen dan menempatkannya di satu sudut kelenteng.
Penghormatan terhadap Mbah Kuntjung diwujudkan dalam penempatan lambang pamor berupa tiga keris dan beberapa pusaka di altar.
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas juga memiliki pendopo yang berada di antara altar Tian Guan dan bangunan inti, yakni ruangan yang digunakan oleh kongco Hok Tek Tjeng Sin.
Baca juga: Hindari Motor, Toyota Avanza Malah Tabrak Suzuki Carry yang Terparkir di Bojongsari Purbalingga
Baca juga: Resah Sering Dirazia Polisi, Pengusaha Kereta Kelinci di Pati Sambat ke Dewan
Baca juga: Pimpinan Perguruan Tinggi di Jateng Dilaporkan Lakukan Pelecehan, Korban Para Mahasiswa Bidik Misi
Baca juga: Bupati Kebumen Copot Kepala Pasar dan Ganti Semua ASN di Pasar Tumenggungan, Buntut Praktik Pungli
Pendopo tersebut merupakan wujud akulturasi budaya di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas.
Sobita mengatakan, tahun ini adalah tahun Macan Air dan berharap dapat mendatangkan kebaikan dan pandemi cepat berlalu.
Untuk rangkaian acara Imlek, Sobita mengatakan, kegiatan diawali dengan sembayang bersama menyalakan lilin pengharapan.
Kemudian, dilanjutkan sembayang massal siswa hingga akhirnya cap gomeh.
Saat cap gomeh, Sobita mengatakan, tidak ada perayaan. Warga hanya menjalankan tradisi, seperti sembahyang bersama, menyalakan lilin, dan makan kue keranjang. (Tribunbanyumas/jti)