Sosok
HIEREN: Inovasi Energi Bersih, Gerakan Sosial, dan Mimpi Besar dari Cilacap
Lewat startup bernama HIEREN, Rafi menegaskan bahwa energi terbarukan bukan hanya soal panel surya atau turbin angin, tetapi juga tentang manusia
Ringkasan Berita:
- Seorang mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rafi Ashza Sejati, memilih jalur yang sedikit berbeda, di tengah maraknya inovasi teknologi
- Ia membangun teknologi energi bersih namun dengan fondasi sosial yang kuat.
- Rafi Ashza Sejati dan HIEREN berhasil menembus TOP 3 Pertamuda Seed and Scale 2025 dari kategori Energy Founder subkategori Energy Future, sebuah kompetisi ide bisnis mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PT Pertamina (Persero).
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Di tengah maraknya inovasi teknologi yang berlomba menawarkan efisiensi dan kecanggihan, seorang mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rafi Ashza Sejati, memilih jalur yang sedikit berbeda.
Ia membangun teknologi energi bersih namun dengan fondasi sosial yang kuat.
Lewat startup bernama HIEREN, Rafi menegaskan bahwa energi terbarukan bukan hanya soal panel surya atau turbin angin, tetapi juga tentang manusia yang mengelolanya, memahami manfaatnya, dan tumbuh bersama inovasi tersebut.
Rafi Ashza Sejati dan HIEREN berhasil menembus TOP 3 Pertamuda Seed and Scale 2025 dari kategori Energy Founder subkategori Energy Future, sebuah kompetisi ide bisnis mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PT Pertamina (Persero).
HIEREN yang dikembangkan Rafi merupakan social enterprise Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis koperasi yang menggabungkan teknologi Modular EBT Plug-and-Play Hybrid Omnisource dengan pemberdayaan masyarakat desa. Sistem ini memungkinkan energi bersih dikelola secara mandiri oleh koperasi petani dan nelayan, terutama di wilayah pesisir.
Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di pedesaan, Rafi akrab dengan kondisi di masyarakat yang serba sulit terutama akses terhadap kebutuhan sehari-hari termasuk sumber energi. Oleh karena itu ia memiliki tekad kuat membantu para petani di kampungnya Cilacap untuk mendapatkan energi bersih yang dikelola secara mandiri.
Baca juga: Moro Purwokerto Mulai Direnovasi, Proses Revitalisasi Butuh Sebulan, 20 Desember untuk Jateng Fair
“Visi kami sederhana yakni menghadirkan energi yang tidak hanya bersih dan tangguh terhadap cuaca ekstrem, tapi juga memberikan kemandirian bagi masyarakat desa,” ujar Rafi.
Tidak seperti startup teknologi pada umumnya, HIEREN tumbuh dari interaksi langsung antara Rafi dan warga desa. Sejak setahun terakhir, ia bersama tim turun ke lapangan melakukan sosialisasi, edukasi, hingga transfer pengetahuan. Bahkan produksi komponennya kini melibatkan pemuda-pemuda lokal di Cilacap.
“Produk kami dibuat oleh anak-anak desa di Cilacap. Mereka bukan sekadar tenaga produksi, tapi bagian dari perjalanan HIEREN,” ungkapnya.
Desain HIEREN dirumuskan agar dapat langsung digunakan, tinggal colok, tanpa teknisi khusus atau perakitan rumit. Bagi pesisir dan desa terpencil, kemudahan teknis ini sangat penting.
Sistem modularnya memungkinkan masyarakat menyesuaikan kapasitas energi sesuai kebutuhan dan kemampuan pendanaan. Bahkan skema pembayaran iurannya dirancang mengikuti tempo siklus panen, sesuatu yang tidak umum ditemui dalam bisnis energi.
Model ini membuat HIEREN tidak hanya menjadi solusi teknologi, tetapi juga jembatan ekonomi yang membantu petani dan nelayan meningkatkan produktivitas, ketahanan pangan, dan kesejahteraan keluarga.
“HIEREN kami bangun sebagai gerakan transisi energi yang adil dan inklusif. Ini bukan proyek singkat, ini perjalanan panjang bersama masyarakat,” kata Rafi.
Baca juga: Geolog Unsoed Ingatkan Banyumas Raya Siaga: Longsor Bisa Diprediksi dengan Syarat
Melalui pendekatannya yang menggabungkan ketahanan energi lokal, ekonomi biru, dan pemberdayaan komunitas, HIEREN memperlihatkan bagaimana inovasi teknologi dapat menyatu dengan kebutuhan sosial di daerah.
Rafi menyebut, tantangan terbesar bukan teknologi itu sendiri, tetapi bagaimana memastikan masyarakat merasa memiliki dan mampu mengoperasikan sistem energi mereka.
“Kalau energi dikelola oleh masyarakat, maka nilai yang tercipta juga kembali ke masyarakat,” ujarnya.
HIEREN membuktikan bahwa solusi energi berkelanjutan tidak selalu harus megah dan mahal. Terkadang ia tumbuh dari sebuah desa, dari tangan pemuda-pemuda lokal, dan dari keyakinan bahwa transisi energi harus berpihak pada mereka yang paling membutuhkan.*
| Innalillahi Tokoh Samin Blora Meninggal, Pelayat Ramai Baca Tahlil dan Yasin |
|
|---|
| Membanggakan Pemkab, Sekda Banyumas Agus Nur Hadie Sabet ADLG Award 2025 Tingkat Nasional |
|
|---|
| Kakak Dosen Muda Untag DLL Sebut Ada Kejanggalan: Ungkap KK, Bercak Darah Hingga Kesehatan Korban |
|
|---|
| Moro Purwokerto Mulai Direnovasi, Proses Revitalisasi Butuh Sebulan, 20 Desember untuk Jateng Fair |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/RAFI-STARTUP.jpg)